Jakarta (harian SIB Com )
Sejumlah pelajar SMP dan SMA serta mahasiswa dari berbagai perguruan tonggi negeri dan swasta, menghadiri diskusi, dirangkai pemutaran film dokumenter dan drama (Dokurama) Raja Sisingamangaraja XII, Sabtu (10/4/2021) di gedung Usmar Ismail Hall, Jln. H.Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan.
Pertemuan yang dihadiri sekitar 300 orang itu, digagas dan diprakarsai Adventure Documentary Festival Academy ( ADFA), didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, keluarga besar keturunan
( pomparan ) Si Raja Oloan dan instansi terkait lainnya.
Acara diskusi dan pemutaran film dibuka oleh Ketua Umum DPP Pomparan Si Raja Oloan Brigjen TNI (Purn) Tarida Sinambela ditandai dengan pemukulan gong, didampingi Raja Parlindungan Sinambela ( cucu Raja Sisingamangaraja XII).
Para pelajar dan mahasiswa cukup antusias menonton film, bahkan dalam diskusi sangat gencar mengajukan beberapa pertanyaan karena ingin lebih memahami dan mengetahui lebih banyak tentang perjuangan Raja Sisingamangaraja XII.
Dalam pertemuan, hadir antara lain, Koordinator Sub Pokja Literasi Kemendikbud Sri Kuwati, pakar wisata budaya dan Pembina ADFA Prof. Nicolaus Lumanawu, Ketua PGRI Pemprov DKI Jakarta Dr Andi Kasius, Ketua Umum DPP Pomparan Si Raja Oloan Brigjen TNI (Purn) Tarida Sinambela, Raja Parlindungan Sinambela ( cucu Raja Sisingamangaraja XII ), dan Produser dan Ketua ADFA Astryd Diana Savitri.
Ketua PGRI Pemprov DKI Jakarta Dr Andi Kasius menyambut baik pemutaran film Dokurama Raja Sisingamangaraja XII, karena dinilai menjadi alternatif open border kepariwisataan lokal sebagai simulasi dunia hiburan pada masa pandemi yang tetap eksis dalam memajukan dunia pendidikan, pariwisata dan perfilman.
Menurut Andi, selain membaca buku sejarah, melalui film dokumenter para pelajar bisa lebih banyak belajar dan mengetahui sejarah perjuangan para pahlawan nasional, termasuk perjuangan Raja Sisingamangaraja XII.
Koordinator Sub Pokja Literasi Kemendikbud Sri Kuwati mengharapkan agar ADFA dan instansi pemerintah dan swasta bisa bekerjasama mensosialisasikan film dokumenter perjuangan Raja Sisingamangaraja XII di berbagai tempat di Indonesia, bahkan luar negeri sehingga masyarakat terutama generasi muda lebih banyak mengetahuinya.
“ Melalui film dokumenter, Indonesia diharapkan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, karena film bisa menembus ruang dan waktu †kata Sri Kuwati sambil meminta agar pemutaran film ini jangan sampai berhenti, tetapi harus terus menerus disoialisasikan terutama terhadap para pelajar dan anak anak.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat ( DPP ) Pomparan Si Raja Oloan Brigjend TNI (Purn) Tarida H Sinambela mengharapkan agar pemerintah mendukung program ADFA, terutama terkait film pahlawan nasional Raja Sisingamangaraja XII.
“ Meski masih banyak tantangan dan kendala, ADFA harus tetap konsisten dan berkomitmen untuk mengabdi dan berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program-program berkualitas bersama para pakar, “ kata Tarida Sinambela sembari mengakui bahwa dalam pelaksanaannya, tim produksi memang menghadapi tantangan Pandemi Covid-19, yang menjadi momok pembatasan gerak antar jarak personil maupun cuaca setempat.
Menurut Tarida, pemutaran film di gedung Usmar Ismail Hall, Jln. H.Rasuna Said, Kuningan, Jakarta merupakan yang kelima kalinya.
Pertama diputar di rumah dinas Gubernur Sumatera Utara tanggal 12 Desember 2020.
Sebelumnya 7 Maret 2021, di Gedung AAC Sayan Dawood Kampus Syah Kuala Banda Aceh dan 15 Maret 2021 dan keempat di aula Balai Pertemuan HKBP Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan.
Dikatakan, roadshow diskusi dan pemutaran film dokumenter drama merupakan bagian dari cinta bakti budaya pada sejarah kepahlawan nasional.
Tarida mengharapkan agar masyarakat tetap berempati menjaga data sejarah dan sumber-sumber informasi Sisingamangaraja XII secara benar.
Tokoh marga Sinambela ini, juga secara singkat menguraikan selama tiga dekade Raja Sisingamangaraja XII memimpin perjuangan melawan penjajah Belanda di wilayah Tapanuli, Sumatera Utara (Sumut).
Raja Sisingamangaraja XII yang memiliki nama asli Patuan Bosar Ompu Pulo Batu Sinambela, salah satu bangsawan di negeri ini yang memimpin perjuangan untuk mempertahankan tanah airnya dan tidak pernah mau kompromi dan diplomasi dengan penjajah.
Patuan Bosar Ompu Pulo Batu Sinambela, lahir tahun 1848 ditepian Danau Toba Bakkara (saat ini Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut).
Sebagaimana leluhurnya, gelar Raja dan kepemimpinan selalu diturunkan secara turun-temurun.
Ketika Patuan Bosar Ompu Pulo Batu Sinambela masih muda berusia 22 tahun, dinobatkan menjadi Raja Sisingamangaraja XII, pada tahun 1871.
Namun ajal menjemput, Raja Sisingamangaraja wafat 17 Juni 1907, saat penjajah Belanda menemukan keberadaan sang Raja dan langsung melakukan serangan secara membabibuta dengan mempergunakan senjata api. (*)