Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 06 Oktober 2025

Ismail Haniyeh Tewas, Hamas Ancam Balas Dendam

Wilfred Manullang - Rabu, 31 Juli 2024 13:52 WIB
443 view
Ismail Haniyeh Tewas, Hamas Ancam Balas Dendam
(Majid Asgaripour/WANA via REUTERS)
Pemimpin tertinggi kelompok Hamas Palestina, Ismail Haniyeh saat menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian di parlemen Teheran, Iran, Selasa (30/7/2024).
Jalur Gaza (harianSIB.com)
Militan Hamas mengancam akan terus melebarkan perang dengan Israel menyusul kematian pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh. Israel dituding dalang dari kematian Haniyeh yang tengah berada di Iran.

Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri menggambarkan pembunuhan Haniyeh sebagai eskalasi yang serius. "Hamas akan melancarkan perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem. Kami siap membayar berbagai harga untuk melakukannya," ujar Abu Zuhri menurut laporan media lokal yang dikutip CNBC Indonesia.com, Rabu (31/7/2024).

Hal serupa juga disampaikan Anggota biro politik Hamas, Mousa Abu Marzook. Ia telah melabeli aksi Tel Aviv ini sebagai aksi pengecut.

Pemerintah Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang serangan itu. Di sisi lain, pemerintah AS, selaku sekutu terkuat di Israel yang juga melabeli Hamas kelompok teroris, mengaku telah mengetahui informasi terkait kematian Haniyeh namun enggan juga berkomentar.

Haniyeh menjadi Kepala Biro Politik Hamas sejak 2017. Sebelumnya, ia sempat menjadi Kepala Hamas di Jalur Gaza serta sempat menjadi Perdana Menteri (PM) Palestina.

Ia merupakan figur tertinggi dalam kelompok Hamas dan menjadi tokoh sentral dalam upaya perdamaian di Timur Tengah. Ia diketahui sering berada di luar Gaza untuk menghindari serangan dan blokade yang dilakukan oleh Israel, sembari menjalankan komunikasi dengan beberapa mitra Hamas seperti Qatar dan Iran.

Selama bertahun-tahun, ia berpartisipasi dalam perundingan damai dengan mantan Presiden AS Jimmy Carter. Ia juga bertemu dengan para pemimpin dunia lainnya termasuk Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani, dan diplomat China Wang Kejian awal tahun ini.

Pada bulan April, serangan udara Israel menewaskan tiga putra Haniyeh dan empat cucunya. Pada saat itu, Haniyeh, yang tinggal di Qatar, bersikeras kematian mereka tidak akan memengaruhi gencatan senjata dan perundingan penyanderaan yang sedang berlangsung.

Sementara itu, seruan bagi warga Palestina untuk bergerak atas tewasnya Haniyeh mulai beredar di kalangan warga. Hal ini tampak dari pantauan CNN terhadap siaran TV Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas

"Seruan bagi warga Palestina untuk melakukan protes umum telah muncul setelah berita kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh," demikian dilaporkan televisi itu.

Kejadian ini menambah kekhawatiran global akan perang yang semakin melebar di Timur Tengah. Peristiwa ini terjadi di tengah laporan Israel menyerang benteng Hizbullah di Beirut Selatan dan menewaskan komandan senior kelompok itu kemarin. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru