Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 25 Desember 2025

Audiensi ke Kantor SIB, Calon Ephorus HKBP Pdt Maulinus Siregar akan Jadi Sahabat Bagi Pendeta dan Jemaat

Horas Pasaribu - Rabu, 13 November 2024 21:22 WIB
157 view
Audiensi ke Kantor SIB, Calon Ephorus HKBP Pdt Maulinus Siregar akan Jadi Sahabat Bagi Pendeta dan Jemaat
Foto: SIB/ Horas Pasaribu
AUDIENSI: Wakil I Pemred Harian SIB Ir Parluhutan Simarmata, menerima Ketua Rapat Pendeta HKBP yang juga calon Ephorus, Pdt Maulinus Siregar MTh dan istri, di Kantor SIB Medan, Rabu (13/11/2024).
Medan (harianSIB.com)
Ketua Rapat Pendeta HKBP Pdt Maulinus Siregar MTh ikut maju jadi calon Ephorus HKBP pada 2-8 Desember 2024 mendatang, di Seminarium Sipoholon, Tapanuli Utara. Niat tersebut dicetuskannya saat beraudiensi ke Kantor SIB, Jalan Brigjen Katamso, Medan, Rabu (13/11).

Pdt Maulinus Siregar datang bersama istri br Lumbantobing, didampingi para sahabatnya Bukit Tambunan, Jadi Pane, Juner Matondang, anggota DPRD Sumut Victor Silaen, Pdt Bernard Siagian MTh, serta pendeta HKBP Resort Maranatha Jalan Perkutut Medan.

Rombongan diterima Wakil I Pemred Harian SIB Ir Parluhutan Simarmata, mewakili Pemred GM Immanuel Panggabean, BBA.

Ketika ditanya apa mendasari kerinduannya mau menjadi Ephorus HKBP, Maulinus mengatakan, dia ingin menunjukkan pimpinan gereja harus menjadi sahabat bagi pendeta, jemaat dan semua kalangan. Hidup seperti gembala, karena pemimpin seperti itu yang diinginkan pelayan gereja.

"Mereka (pelayan) membutuhkan seorang sahabat, itulah kerinduan mereka," ucapnya.

Dia merasa beruntung lahir dari keluarga pendeta dan pernah melayani di gereja di Kalifornia, Amerika Serikat, selama 8 tahun. Dia benar-benar sebagai pelayan waktu itu.

Selain menjadi pastoral, dia juga membuka, menutup serta membersihkan gereja. Mendapat kritikan sudah biasa baginya sehingga tidak alergi kritik. Karena keuangan waktu itu tidak cukup, dia dan istrinya jadi loper koran dan cleaning service.

Pdt Maulinus tidak putus asa menghadapi kondisi pahit seperti itu, tidak mengeluh justru mencari jalan keluar yakni bekerja sampingan menambah penghasilan. Sehingga model seperti itulah yang dibawanya sampai sekarang, kalau ada permasalahan tidak dibuat jadi gaduh tapi diselesaikan secara baik-baik.

"Ngapain kita buat persoalan di gereja, lebih baik cari titik kompromis, dicari bagaimana penyelesaian. Saya punya pengalaman menghadapi konflik ketika melayani di Bandung, dari situ saya belajar, setiap ada persoalan diselesaikan dengan presisi yang baik," ungkapnya.

Dia ingin peraturan di HKBP benar-benar ditegakkan. Misalnya, di peraturan HKBP maksimal seorang pendeta dua periode menjabat pendeta resort di satu distrik. Supaya ini menjadi perilaku maka harus dilakukan, tapi dalam beberapa periode belakangan tidak pernah dilakukan, bahkan ada yang sampai 5 periode jadi pendeta resort di satu distrik.

"Saya tidak menyalahkan pimpinan terdahulu, tapi peraturan harus diperbaiki. Kemudian saya tidak akan menerapkan sistem balas dendam jika menjadi Ephorus dengan cara memutasi pendeta yang tidak mendukungnya jadi Ephorus, itu akan saya terapkan," tuturnya.



Dia juga mengungkapkan, dari 3 juta jiwa jemaat HKBP, hanya 30 persen yang aktif bergereja. Ada mereka sudah kemana-mana, ada juga tidak kemana-mana atau tidak pernah ke gereja. Untuk menatap masa depan HKBP, perlu komitmen memanggil mereka kembali beribadah ke HKBP.

"Untuk menatap masa depan HKBP, komitmen kita 30 persen jadi 75 persen. Itu harus dipacu untuk memenuhi sentralisasi keuangan. Banyak terdaftar di HKBP tapi mereka sudah dimana-mana atau tidak kemana mana. Banyak variabel kenapa ini bisa terjadi, salah satunya mungkin kekecewaan. Peforma khotbah pendeta juga bisa jadi salah satu alasan," ungkapnya.

Intinya, kata Maulinus, di khotbah HKBP sangat lemah, mengemasnya kurang baik, padahal ilmu teologianya sangat baik. Makanya, pembinaan pendeta harus intensif. Perlu diikaji melakukan bentuk- bentuk pembinaan. Disarankannya, pendeta perlu masuk Lemhanas untuk menambah pengetahuan.

Selain itu, kata dia, perlu aturan pencalonan pimpinan HKBP diamandemen di sinode kerja mendatang. Jabatan Sekretaris Jenderal tidak harus dari pendeta, sudah saatnya dari non teologi, untuk memanage gereja lebih baik lagi.

Program-program HKBP yang telah berhasil dilakukan pimpinan sebelumnya seperti sentralisasi keuangan tetap akan dipertahankan jika dia terpilih jadi Ephorus. Tapi perlu penyempurnaan lebih baik lagi. Misalnya, kolekte gereja tidak harus sepenuhnya disetor ke kantor pusat.

"Idealnya 35 persenlah disetor ke kantor pusat, agar ada yang tinggal untuk belanja-belanja kebutuhan gereja," katanya. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru