Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 13 Desember 2025

Rilis Ngulihi Si Tading, Murni Surbakti Kenalkan Genre Etnik Jazz untuk World Music

- Sabtu, 20 Mei 2017 18:47 WIB
1.781 view
Rilis Ngulihi Si Tading, Murni Surbakti Kenalkan Genre Etnik Jazz untuk World Music
Medan (SIB)- Murni Surbakti merilis album bertajuk Ngulihi Si Tading. Arti harfiahnya adalah kembali untuk melakukan apa yang pernah terlupakan. Tetapi, dengan idealisme seorang perempuan Karo asli - ibunya Beru Ginting dari Batukarang -  lagu-lagu dalam album tersebut dijadikan media kontemplasi terhadap nilai-nilai luhur nenek moyang. "Saya kan kadung berada di genre jazz, bosas, Latin dan ceruk musik lain yang global, tapi ingin lagu karo mendunia. Jika dikatakan genre ini sebelumnya tak ada, benar. Saya mengenalkan genre etnik jazz untuk world music," ujarnya sesaat sebelum perform yang gemerlap di Balai Zeqita Medan didampingi musisi senior Ramona Purba, Elektra Ginting dari Batukarang dan Ojak Manalu dari Rumah Karya Indonesia, Jumat (19/5).

Beda dari karya artis lain di mana dalam album ada lagu sesuai judul, Ngulihi Si Tading tak ada dalam perilisan tersebut. Berisi 6 lagu yang sudah menjadi perbendaraan dunia kreatif Indonesia, khususnya Karo, lagu yang berada di album tersebut benar-benar seperti harta terpendam. Contohnya lagu Jumpa La Banci.

Di lagu itu ragam perkusi dunia dimasukkan. Ramona Purba yang menggarap musik pun sampai jenuh dengan usul Murni memasukkan hal yang baru. "Niat saya kan menginternasionalkan lagu Karo. Jadi harus mengelaborasikan alat musik yang ada hingga benar-benar menjadi world music," ujar Murni.
Pernyataan tersebut menjawab penilaian Ramona Purba bahwa Murni adalah artis yang paling bawel dalam merekam suaranya. "Murni Surbakti ini artisku yang paling bawel, paling rewel, paling semuanya dalam maksud mengeksplorasi kekuatannya. Tetapi berhasil," ujar legenda musik Karo tersebut.

Lagu lainnya adalah Diding Musuh Suka yang juga sudah melegenda. "Saya bangga... karena lagu itu saya nyanyikan, pelajar SD Katolik di Tanah Karo jadi hapal lagu rakyat tersebut. Artinya, apa yang dimaksudkan Ngulihi Si Tading berdampak," tegasnya.

Dendangan lain adalah Perkantong Samping disusul Bintang Similep Lilep dilanjutkan Bayu serta Angke. (R10/f)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru