Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 14 Desember 2025

Australia Bantah Angkatan Lautnya Aniaya Pencari Suaka

* PM Abbot Minta Pengertian Indonesia Soal Pencari Suaka
- Kamis, 23 Januari 2014 13:06 WIB
254 view
Australia Bantah Angkatan Lautnya Aniaya Pencari Suaka
SIB/int
Pencari Suaka
Canberra (SIB)- Pemerintah Australia, Rabu (22/1) membantah pernyataan sekelompok pencari suaka yang mengaku telah dipukuli dan menderita luka bakar saat dikembalikan ke Indonesia oleh Angkatan Laut Australia terkait kebijakan mengenai penanganan pencari suaka, yang telah membuat hubungan kedua negara menjadi tegang.

Perusahaan Penyiaran Australia ABC pada Selasa (21/1) menayangkan video yang menunjukkan para pencari suaka sedang mendapatkan pengobatan untuk luka bakar. Para pencari suaka tersebut mengatakan bahwa luka bakar mereka disebabkan oleh personel angkatan laut Australia yang  memaksa mereka untuk memegang pipa panas yang keluar dari mesin perahu ketika perahu kembali ke perairan Indonesia. Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison mengecam media karena telah memberitakan sesuatu yang disebutnya sebagai "tuduhan tidak berdasar".

Morrison mengatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan investigasi atas insiden tersebut karena ia telah mendapat penjelasan dari para personil angkatan laut. "Pemerintah Australia tidak akan mempercayai orang-orang yang telah menyulitkan angkatan laut Australia. Saya sudah mendapat kepastian dari angkatan laut bahwa mereka sudah menjalankan tugas sesuai kode etik, dan saya mempercayai penjelasan itu karena saya juga percaya pada para personel angkatan laut," katanya.

Sementara itu, Polisi Indonesia menegaskan bahwa sekelompok pencari suaka memerlukan pengobatan untuk luka bakar parah di tangan mereka setelah dijemput di perairan Indonesia pada 6 Januari. "Saya menerima laporan dari polisi di Kupang bahwa para pencari suaka itu mendapat luka bakar di tangan mereka karena mereka dipaksa untuk berpegangan pada mesin perahu," kata  juru bicara Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Agus Barnas.

"Para pencari suaka itu mengatakan mereka dipaksa oleh orang Australia. Kami mencoba untuk mencari tahu lebih lanjut," ujarnya. Keberhasilan pemerintahan Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk berkuasa dinilai juga disebabkan kampanye besarnya untuk menentang masuknya pencari suaka ke Australia, dan Abbot bersikeras tidak akan mengubah kebijakan itu meskipun ada tekanan dari publik. Kebijakan tersebut juga meliputi upaya mempertahankan pusat-pusat penahanan lepas pantai di Papua Nugini dan Nauru, yang merupakan tempat bagi ribuan pencari suaka.

PM Abbot Minta Pengertian Indonesia Soal Pencari Suaka

Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan Australia akan tetap mencegah kapal pencari suaka memasuki perairan mereka dan meminta Indonesia agar mengerti bahwa hal ini adalah masalah kedaulatan. Abbott menyampaikan hal itu di Swiss pada Selasa (21/01). Ia mengatakan bahwa hubungan bilateral dengan Indonesia sangat penting dan menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai "kawan Australia." "Bagi kami, menghentikan kapal adalah masalah kedaulatan dan Presiden Yudhoyono seharusnya mengerti, dan ia memang mengerti, betapa seriusnya negara-negara di dunia memandang kedaulatan mereka," kata Abbott di Davos. "Kami akan terus melakukan tugas kami yaitu mengamankan perbatasan," tambahnya.

Pernyataan Abbott disampaikan hanya sepekan setelah Menteri Imigrasi Australia Scott Morisson meminta maaf atas tindakan Angkatan Laut Australia mendorong kapal pencari suaka memasuki perairan Indonesia. Saat itu, Morisson mengatakan pelanggaran itu "tidak disengaja" namun banyak laporan mengatakan bahwa kapal perang AL Australia tahu mereka memasuki perairan asing. "Saya kuliah di Australia, di akademi militer. Angkatan Laut Australia tidak punya perahu kayu, yang mereka punya adalah kapal perang lengkap dengan teknologi modern," kata Tubagus Hasanuddin kepada ABC, seperti dikutip AFP. Personil AL Australia juga dituduh melakukan kekerasan terhadap pencari suaka yang kapalnya didorong kembali ke Indonesia. Canberra membantah tuduhan itu, namun sejumlah pencari suaka yang diselamatkan oleh aparat Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan mereka mendapat penganiayaan serta pelecehan verbal. (Ant/Rtr/BBC/W)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru