Kamis, 19 September 2024

Kelompok Sayap Kanan Berencana Demo, Incar Pengacara Imigrasi dan Tempat Penampungan

Wilfred Manullang - Rabu, 07 Agustus 2024 15:59 WIB
188 view
Kelompok Sayap Kanan Berencana Demo, Incar Pengacara Imigrasi dan Tempat Penampungan
Foto: Dok
Para demonstran kelompok sayap kanan Inggris melemparkan tong-tong sampah yang dibakar ke sebuah hotel yang menampung pencari suaka di kota Rotherham, Inggris (4/8)
London (harianSIB.com)
Kelompok-kelompok sayap kanan di Inggris berencana menggelar unjuk rasa di lebih dari 30 lokasi, dengan para pengacara imigrasi dan gedung-gedung yang menampung pencari suaka ditetapkan sebagai target utama.

Guna menghadapi potensi pecahnya kekerasan terbaru, Pemerintah Inggris mengerahkan ribuan polisi antihuru-hara saat kerusuhan semakin meluas di negara itu.

Kerusuhan yang kini menyelimuti sejumlah wilayah Inggris dipicu oleh penikaman yang menewaskan tiga bocah, yang diwarnai penyebaran informasi keliru.

Baca Juga:

Seperti dilansir AFP dan dikutip Detikcom,, Rabu (7/8/2024), rencana unjuk rasa yang dibahas via aplikasi pesan Telegram itu bocor ke media Inggris.

Sebagai antisipasi, pemerintah Inggris mengerahkan 6.000 polisi spesialis yang dipersiapkan untuk mengatasi kerusuhan, yang disebut sebagai kekacauan terburuk yang terjadi di negara tersebut dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Baca Juga:

Ratusan orang ditangkap terkait kerusuhan tersebut, dengan lebih dari 100 orang di antaranya telah didakwa atas pelanggaran hukum.

Kerusuhan pecah di Inggris setelah serangan penikaman yang menewaskan tiga bocah perempuan, yang berusia 6-9 tahun, dan melukai lima anak-anak lainnya di Southport, Inggris bagian barat laut. Serangan itu terjadi dalam kelas dansa bertemakan Taylor Swift.

Menyusul penikaman itu, rumor atau informasi palsu beredar luas di media sosial yang menyebut pelaku serangan sebagai seorang migran Muslim dan pencari suaka.

Kepolisian Inggris mengidentifikasi pelaku penikaman sebagai Axel Rudakubana yang berusia 17 tahun dan lahir di Wales.

Media-media lokal Inggris melaporkan orang tua Rudakubana berasal dari Rwanda.

Ini merupakan kerusuhan yang terburuk di Inggris sejak kerusuhan London tahun 2011. Situasi itu membuat sejumlah negara merilis peringatan untuk warga negaranya soal bahaya bepergian ke Inggris. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
komentar
beritaTerbaru