Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 02 Oktober 2025

100 Tiupan Shofar di Rosh Hashanah 2025, Panggilan Introspeksi di Tengah Gejolak Dunia

Redaksi - Jumat, 26 September 2025 12:27 WIB
594 view
100 Tiupan Shofar di Rosh Hashanah 2025, Panggilan Introspeksi di Tengah Gejolak Dunia
Foto Ist/Sangkakala
Sangkakala dituip 100 kali menandai perayaan Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi, yang juga dikenal sebagai Hari Peniupan Sangkakala.

Israel(harianSIB.com)

Saat matahari terbenam, Senin (22/9/2025), suara shofar, tanduk domba yang ditiup sebagai instrumen sakral, menggema di seluruh Israel. Tiupan berulang itu menandai perayaan Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi, yang juga dikenal sebagai Hari Peniupan Sangkakala.

Dalam tradisi Yahudi, shofar ditiup sebanyak seratus kali. Setiap tiupan memiliki makna simbolis: Tekiah sebagai seruan stabil, Shevarim yang terputus-putus penuh penyesalan, hingga Teruah yang bergetar menyerupai tangisan. Tiupan terakhir, Tekiah Gedolah, disebut sebagai puncak yang melambangkan kelengkapan dan kesempurnaan ilahi.

Tiupan shofar bukan hanya ritual tahunan, melainkan panggilan untuk refleksi diri. Rosh Hashanah dikenal juga sebagai Yom Teruah (Hari Peniupan), Yom Ha-Din (Hari Penghakiman), dan Yom Hazikaron (Hari Peringatan). Pada hari ini, umat Yahudi diajak berhenti dari kesibukan duniawi dan melakukan introspeksi mendalam.

Rabbi Shmuly Yanklowitz, dalam sebuah esai, menekankan relevansi pesan shofar di zaman modern. Ia mengaitkannya dengan sejarah kehancuran Bait Suci Yerusalem pada tahun 70 Masehi, ketika seorang rabbi bijak, Yochanan ben Zakkai, memilih membangun sekolah alih-alih menuntut balas. Pesan itu dianggap relevan bagi masyarakat masa kini yang kerap terjebak dalam polarisasi dan konflik, termasuk di media sosial.

Baca Juga:
"Rosh Hashanah adalah tentang teshuvah, yakni kembali kepada jati diri terbaik kita," tulisnya.

Bagi sebagian orang, tiupan shofar juga menjadi simbol ketahanan menghadapi ketidakpastian hidup. Rabbi Simcha Scholar dari lembaga kemanusiaan Chai Lifeline menekankan bahwa kehidupan penuh tantangan, termasuk penyakit serius yang diderita anak-anak. Namun, dalam penderitaan itu muncul kekuatan, keteguhan, dan kepedulian yang sejalan dengan semangat Rosh Hashanah.

"Bantuan kecil, kunjungan, atau sekadar mendengarkan bisa menjadi wujud nyata membangun masa depan yang lebih baik," ujarnya.

Dimensi Profetik

Tidak hanya di kalangan Yahudi, Rosh Hashanah juga memiliki makna khusus bagi sebagian umat Kristen. Sebagian menghubungkannya dengan nubuatan tentang akhir zaman atau rapture, mengacu pada tulisan Rasul Paulus dalam Perjanjian Baru yang menyebut kebangkitan orang percaya akan terjadi "pada bunyi nafiri terakhir".

Tahun ini, spekulasi tentang kemungkinan rapture pada Rosh Hashanah kembali ramai di media sosial, meskipun Alkitab sendiri menegaskan "tidak seorang pun tahu hari dan saatnya."

Baca Juga:
Menembus Batas Keyakinan

Seratus tiupan shofar pada Rosh Hashanah 2025 menghadirkan makna berlapis: seruan untuk penyesalan, pembaruan, refleksi sosial, hingga pengharapan eskatologis.

Gaungnya mengingatkan bahwa bahkan di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, manusia tetap memiliki pilihan, apakah hanya meruntuhkan, atau justru membangun kembali.(**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
 
Berita Terkait
Nada Shofar Lina Sihombing Peniup Sangkakala
Menteri Israel Sebut Tidak Mungkin Damai dengan Palestina
Menhan Israel kepada Hamas: Kami Memberi Makan Monster
Warga Yahudi Pendiri GTDI di Medan Wafat dan Dimakamkan di Australia
Arab Saudi Gunakan Spyware Israel Intai Khashoggi
Tangkal Pengaruh Iran, Israel Gencar Mendekati Negara Arab
komentar
beritaTerbaru