Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 14 Oktober 2025

Tokoh Agama Dampingi dan Berikan Advokasi Masyarakat Sampaikan Aspirasi kepada PTPN IV dan TPL

Redaksi - Kamis, 27 Oktober 2022 13:12 WIB
391 view
Tokoh Agama Dampingi dan Berikan Advokasi Masyarakat Sampaikan Aspirasi kepada PTPN IV dan TPL
Foto : Ist/harianSIB.com
Pdt Dr Darwita Purba
Simalungun (SIB)

Pdt Dr Darwita Purba, Selasa (25/10) mengharapkan perhatian dan spontanitas tokoh masyarakat lintas etnis dan tokoh agama melakukan pendampingan dan advokasi kepada masyarakat di Kabupaten Simalungun, saat menghadapi berbagai permasalahan sosial.

Berbagai masalah sosial bisa saja muncul karena bencana tetapi bisa juga merupakan dampak dari tindakan beberapa perusahaan, menimbulkan gangguan langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan orang banyak.

Dia mengungkapkan beberapa contoh, misalnya dengan adanya kegiatan HTI (Hutan Tanaman Industri) di kawasan hutan register II Sibatuloting (Aek Nauli), Simalungun dinilai telah merusak sistem ekosistem.

Dengan adanya kegiatan penebangan pohon di kawasan hutan register tersebut diduga telah mengusik kenyamanan hewan di sana, ribuan monyet banyak berkeliaran di pinggiran jalan menuju Parapat (Danau Toba). Sebagian komunitas monyet lainnya mencari makan dan merusak tanaman milik masyarakat yang bersebelahan langsung dengan HTI tersebut.

"Baru-baru ini, kita melakukan pendampingan dan advokasi masyarakat Tambun Raya Kecamatan Pamatangsidamanik, sampaikan aspirasi, meminta kepada pengelola TPL bersedia dan turut mengatasi perlakuan hewan merusak tanaman milik masyarakat," sebut Darwita.[br]




Walaupun butuh tenggang waktu untuk memenuhi tuntutan masyarakat, namun kejujuran pihak TPL menyelesaikan dan menuntaskan isi perjanjian yang akan disanggupi dikatakan akan selalu dipantau.

Demikian juga dengan rencana PTPN IV akan melakukan konversi tanaman teh menjadi kelapa sawit di Unit Kebun Bah Butong dinilai akan merusak lingkungan. Kerusakan lingkungan itu diduga mempunyai dampak buruk terhadap kegiatan usaha tani sawah sebagai mata pencaharian utama keluarga tani.

Menurunnya fungsi lahan sebagai daerah resapan air dikatakan bisa mengakibatkan bencana banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.

Dua musim itu sangat mengganggu aktivitas usaha tani, pada akhirnya pendapatan petani menurun dan perekonomian masyarakat bisa kian terpuruk. (BR4/c)






Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru