Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 10 November 2025

Rohaniawan Prihatin Atas Sengketa Lahan di Pematangsiantar dan Simalungun

Redaksi - Sabtu, 19 November 2022 18:54 WIB
494 view
Rohaniawan Prihatin Atas Sengketa Lahan di Pematangsiantar dan Simalungun
Foto: harianSIB.com/Andomaraja Sitio
FOTO BERSAMA: Para rohaniawan foto bersama usai berdiskusi menyerukan penyelesaian konflik lahan di Gurilla dan Sidamanik di OH5 Jalan Pattimura, Pematangsiantar, Senin (15/11) malam. 
Pematangsiantar (SIB)

Puluhan rohaniawan lintas denominasi gereja di antaranya GKPS, HKI, GKPI, HKIP, HKBP, GKI Sumut yang tergabung dalam Forum Rohaniawan untuk Edukasi dan Ekologi (Freedom) Siantar-Simalungun, menyatakan keprihatinan atas konflik agraria yang terjadi di eks HGU PTPN III Kebun Bangun Gurilla Pematangsiantar.

Keprihatinan itu disampaikan serta menjadi topik utama pada diskusi para rohaniawan yang diadakan di OH5 Jalan Pattimura, Pematangsiantar, Senin (15/11) malam kemarin.

"Kami sangat prihatin akan okupasi lahan yang melibatkan aparat dan bahkan mendirikan barak di lokasi pemukiman warga," cetus Pdt Meri dari HKI.

Dikatakan dia, forum rohaniawan menyerukan penyelesaian konflik agraria tersebut, harus mengedepankan dialog dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan humanis, tanpa intimidasi serta tekanan kepada masyakarat.

Selain konflik agraria di Gurilla, forum rohaniawan menyeroti konversi kebun teh Sidamanik menjadi kebun sawit, yang sebelumnya juga mendapat perlawanan dari masyakakat sekitar. "Konversi tanaman teh ke sawit akan mengakibatkan krisis ekologi seperti ancaman banjir dan longsor di kawasan pemukiman warga. Kita menyerukan PTPN IV, agar menghentikan konversi penanaman sawit di Sidamanik," ujar Pdt Jon Winsah Saragih dari GKPS. [br]



Pdt Riris Johanna Siagian (Dosen STT HKBP), refleksi teologis pentingnya gereja dan rohaniawan hadir dalam pergulatan sosial kehidupan umat dan masyarakat. "Rohaniawan dan gereja tidak cukup menyampaikan kabar baik dari atas mimbar, tapi harus turun dan peduli ke persoalan yang dihadapi masyarakat," pintanya.

Senada hal itu juga, Pdt Robinsar Siregar menegaskan, pimpinan gereja dan rohaniawan supaya lebih peka akan persoalan yang dihadapi masyarakat. "Pimpinan gereja dan para rohaniawan harus hadir di tengah masyarakat," pungkas Pendeta dari GKPI tersebut.

Sebagaimana diketahui, pada diskusi tersebut sekaligus membentuk kepengurusan Freedom dengan memilih, Pdt Firman Sibarani (HKI) sebagai ketua, Pdt Etika Saragih (GKPS) sebagai sekretaris dan Pdt Riris Johanna (HKBP) sebagai bendahara. Forum rohaniawan berkomitmen untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya menyelesaikan kedua konflik tersebut dengan dialog, humanis dan berbasis kebenaran. (SS14/d)






Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru