Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 21 November 2025

Tim Dosen dan Mahasiswa Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Lakukan Pelatihan kepada Kelompok Pengrajin Anyaman Baion

* Revitalisasi Anyaman Baion yang Didanai Kemenristekdikti Pacu UMKM Kreatif
Redaksi - Kamis, 20 November 2025 11:33 WIB
315 view
Tim Dosen dan Mahasiswa Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Lakukan Pelatihan kepada Kelompok Pengrajin Anyaman Baion
Foto: Dok/ Dahlia Nopelina Siallagan SE MM
Ketua Tim Peneliti, Dosen dan Mahasiswa Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli (UNITA) foto bersama dengan pengrajin anyaman Baion pada kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada Kelompok Pengrajin Setia di Dusun Matiti 2 Desa Pearaja Kecamatan Dolok Sa

Tapanuli Utara(harianSIB.com)

Melalui Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) Tahun 2025, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) mendanai kegiatan revitalisasi anyaman Baion, kerajinan tradisional khas Batak Toba yang sempat terancam punah.

Kegiatan yang dipimpin Ketua Tim Peniliti dari Dosen Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli (UNITA), Dahlia Nopelina Siallagan SE MM itu berfokus pada pelatihan menyeluruh bagi Kelompok Pengrajin Setia di Dusun Dusun Matiti 2 Desa Pearaja Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Selasa (18/11), dan menjadi fokus program pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi kreatif.

Dahlia Nopelina Siallagan SE MM mengatakan, program itu tidak hanya bertujuan melestarikan warisan budaya, tetapi juga mengubahnya menjadi penggerak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mandiri dan berdaya saing. "Kami melihat potensi besar anyaman Baion. Tantangannya adalah regenerasi, ketergantungan pada tengkulak, dan literasi digital yang masih rendah. Melalui program ini, kami intervensi dari hulu ke hilir," ujar Dahlia.

Dahlia menjelaskan, pelatihan yang dilaksanakan mencakup beberapa aspek kunci. Di bidang produksi, digelar workshop inovasi desain untuk menciptakan produk kontemporer seperti tas laptop dan aksesori rumah, sehingga lebih diminati pasar modern. Pelatihan teknik anyam standar juga diberikan untuk menjaga konsistensi kualitas.

Baca Juga:
"Aspek sosial kemasyarakatan ditangani dengan pendirian Sanggar Baion sebagai pusat regenerasi, mendorong kaum muda untuk belajar dan melestarikan keterampilan tradisional ini. Sementara itu, aspek pemasaran dan manajemen mendapat porsi besar melalui bootcamp literasi digital. Para pengrajin dilatih mengelola media sosial, membuat konten promosi, dan menjual produk secara online melalui e-commerce untuk memutus ketergantungan pada tengkulak," jelasnya.

Dahlia juga mengungkapkan, dengan dukungan pendanaan dari Kemenristekdikti, diharapkan anyaman Baion tersebut tidak hanya terselamatkan dari kepunahan. Selain itu juga menjadi tulang punggung ekonomi kreatif baru yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat Dusun Pearaja dan melestarikan identitas budaya Humbang Hasundutan di kancah yang lebih luas.

Ketua Kelompok Setia, Sumihar Gultom mengungkapkan, selama ini para pengrajin hanya bisa pasrah dengan harga dari tengkulak. Dengan diajari jualan online sendiri, harapannya hasil jerih payah para pengrajin bisa lebih bernilai.

Program yang melibatkan mahasiswa dan berbagai mitra Karang Taruna dan Pemerintah Desa itu telah menunjukkan hasil nyata. Beberapa hasil dicapai antara lain terbitnya artikel di media nasional, video dokumentasi di YouTube serta pameran produk inovasi anyaman Baion yang telah mengalami peningkatan nilai jual signifikan.

Sebagai bentuk dukungan nyata, program itu juga menyerahkan sejumlah alat teknologi tepat guna kepada kelompok pengrajin. Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh ketua tim pelaksana kepada perwakilan pengrajin. Alat-alat tersebut antara lain kamera DSLR dan ring light untuk dokumentasi produk berkualitas, mesin pemotong daun untuk efisiensi produksi, mesin jahit khusus, printer portable untuk mencetak label, serta paket data internet untuk mendukung pemasaran digital.

"Dengan kamera, kami bisa foto produk dengan bagus untuk diiklankan online. Dengan mesin potong, proses awal jadi lebih cepat dan rapi," ujar salah satu pengrajin Mani br Gultom.

Kepala Desa Pearaja, Arani Simansur, dalam sambutannya saat membuka acara secara resmi mengatakan, Pemerintah Desa memberikan dukungan penuh terhadap program strategis ini.

"Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh inisiatif dari tim pengabdi dan Kemenristekdikti. Program ini sejalan dengan visi kami untuk memajukan ekonomi kreatif desa sekaligus melestarikan warisan leluhur. Anyaman Baion adalah identitas kami, dan melalui kegiatan ini, kami berharap dapat bangkit dan dikenal lebih luas," ujarnya.

Kegiatan inti pelatihan yang berlangsung selama tiga hari penuh itu diisi dengan materi yang padat dan praktik langsung. Para pengrajin tidak hanya mendapat teori, tetapi juga langsung mendesain produk, mempraktikkan teknik anyam baku serta simulasi berjualan online.

"Pelatihan tiga hari ini sangat intensif dan membuka wawasan kami. Kami jadi punya bekal untuk mengembangkan usaha sendiri," pungkas salah satu peserta Rosmauli br Gultom. (**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Produk UMKM Dairi Resmi Masuk Ritel Modern, Tembus Indomaret Tanpa Listing Fee
Pemkab Humbahas Klarifikasi Soal Usulan Pengadaan Mobil Dinas Wakil Bupati
Smartfren Fun Run 2025 di Pandan, Tapteng Rekor Peserta Terbanyak
Bupati Aceh Tenggara Inginkan Masyarakatnya Sehat Selalu
Jelajah Kuliner Indonesia 2025 di Medan Hadirkan Keunggulan dan Keragaman Kuliner Nusantara
UMKM Harus Dapat Ruang Tumbuh dan Berjejaring
komentar
beritaTerbaru