Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 13 November 2025

Polda Sumatera Utara Diminta Tertibkan Pungli di Jalan Lintas Asahan-Tobasa

- Senin, 27 Juli 2015 21:25 WIB
303 view
Polda Sumatera Utara Diminta Tertibkan Pungli di Jalan Lintas Asahan-Tobasa
Asahan (SIB)- Masyarakat meminta Polda Sumatera Utara (Poldasu) menertibkan pungutan liar yang dilakukan warga di jembatan yang lagi dibangun. Setiap mobil melintas dipaksa membayar Rp 20 ribu.

Pungutan liar dibarengi ancaman ini tepatnya di Kecamatan Meranti, Kabupaten Tobasa. Jalan lintas status Pemprov Sumut ini menghubungkan Kabupaten Asahan ke Tobasa.

Di ruas badan jalan tersebut, saat ini ada jembatan lama yang lagi dibongkar. Sedangkan di sebelah jembatan lama dibangun jembatan sementara. Di jembatan sementara inilah, belasan anak muda menjaga 24 jam setiap kendaraan yang lewat. Untuk sepeda motor mereka paksa membayar Rp5 ribu.

"Pungli ini sudah berjalan sejak puasa sampai lebaran sekarang. Kita sudah pernah sampaikan ke jajaran Polres di Tobasa Porsea agar mereka ditertibkan. Tapi selalu saja dijawab jangan ada yang mengasi kalau dimintai duit," kata Robert Situmorang warga Tobasa, Sabtu (25/7).

Masyarakat yang melintas sebenarnya menolak untuk dikutip duit. Persoalannya, pemuda setempat yang melakukan pungli jumlahnya lumayan ramai.

"Kita kalau lewat dipaksa membayar, kalau tidak dikasih mereka ribut. Tidak mungkin kita melawan, sedangkan jumlah mereka banyak," keluh Robert.

Masyarakat mengharapkan, kiranya Polda Sumatera Utara dapat meninjau langsung ke lokasi tempat pungli yang meresahkan warga.

"Sudah lama masyarakat mengeluhkan kondisi ini ke Polres Tobasa, tapi kurang mendapat respon. Sebaiknya Polda Sumut turun tangan untuk menghentikan pungli di jalan tersebut," Robert.

Keluhan yang sama juga diungkapkan warga Kabupaten Asahan. Setiap warga yang melintas ke wilayah Tobasa menjadi sasaran empuk para pemuda setempat.
"Mereka itu menjaga di lokasi selama 24 jam. Malam hari mereka buat tenda dengan penerangan lampu petromak. Semua kendaraan yang melintas dipaksa membayar," keluh Kurnia (43) warga Kecamatan Bandar Pulau, Kab Asahan.

Harga yang dipatokkan para pemuda tempatan itu, akan berbeda bila kendaraan dengan nomor polisi di luar Sumut.

"Lebaran saya melintas dari Asahan untuk menuju Danau Toba dengan mobil. Karena nopol saya dari Riau, mereka minta Rp 30 ribu. Saya sempat marah, tapi mereka bilang kalau tidak mau bayar jangan lewat. Akhirnya dengan terpaksa kita bayar," kata Harudin warga Pekanbaru. (detikcom/d)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru