Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 21 November 2025
Anggota DPD Dedi Iskandar:

Daerah Terpencil Kekurangan Guru Berkualitas Harus Jadi Perhatian Pemerintah

- Kamis, 07 Mei 2015 10:18 WIB
331 view
Daerah Terpencil Kekurangan Guru Berkualitas Harus Jadi Perhatian Pemerintah
Medan (SIB)- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dedi Iskandar mengatakan, permasalahan pemerataan guru di Indonesia seharusnya sudah selesai. Tetapi, sayangnya sampai saat ini masih saja menjadi kendala.

“Persoalannya, banyak orang yang menjadi guru pegawai negeri sipil (PNS) enggan mengajar di daerah terpencil. Mereka lebih suka mengajar di perkotaan.

Akhirnya yang terjadi, daerah-daerah terpencil  tetap saja kekurangan guru. Kondisi ini harus menjadi perhatian serius pemerintah,” kata Dedi Iskandar saat menjadi narasumber pada seminar nasional pendidikan di Medan, Sabtu (2/5).

 Dikatakannya, banyak guru yang berkualitas. setelah  3 sampai 5 tahun mengajar di daerah terpencil sudah minta pindah. Akibatnya, di satu sekolah untuk guru mata pelajaran tertentu mengalami kelebihan. “Semua ini terjadi   karena memang mereka belum ikhlas dan tidak siap ketika mengajar di daerah terpencil. Seharusnya, guru-guru berkualitas itu mau mengajar di daerah karena memang untuk melahirkan orang-orang sukses harus didukung dengan guru-guru yang berkualitas dengan perjuangan pantang menyerah,” katanya.

Disebutkannya, untuk menghasilkan anak-anak cerdas, kerja keras tidak hanya dilakukan guru, tetapi kepala sekolah, masyarakat dan stake holder pendidikan.

Anggaran pendidikan di Indonesia sudah cukup besar mencapai Rp409 triliun. Jika anggaran ini dimanfaatkan sebaik mungkin maka mahasiswa tidak perlu lagi membayar uang kuliah. Tetapi, sangat disayangkan anggaran tersebut tidak digunakan dengan baik. “Sebanyak 50 persen digunakan untuk pembangunan infrastruktur pendidikan, separohnya lagi diduga dikorupsi. Akhirnya banyak hak guru tidak sampai. Banyak tunjangan yang tidak kunjung cair,” katanya.

Iskandar juga mengkritisi sikap kepala daerah yang hobi menahan-nahan anggaran pendidikan. Padahal, dari pemerintah pusat sudah cair, tetapi tanpa alasan yang jelas. Kepala daerah selalu saja menahan dan ada juga yang mengkorupsi dana pendidikan tersebut. “Guru yang seharusnya sejahtera tetapi hingga kini tidak kunjung sejahtera juga.

Pembicara sebelumnya, Mutsuhito Solin lebih mengharapkan agar mahasiswa meningkatkan wawasan. Antara lain dengan rajin membaca buku dan membuat perpustakaan pribadi serta mampu memenej waktu belajar.

“Saya ketika menjadi Ketua Dewan Pendidikan Kota Medan pernah menyarankan kepada wali kota agar pada pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, televisi tidak boleh dihidupkan. Anak-anak usia sekolah harus belajar,” katanya. (A01/ r)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru