Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 13 Oktober 2025

BPJS Kesehatan Gelar Goes to School

- Minggu, 24 Juli 2016 10:27 WIB
97 view
BPJS Kesehatan Gelar Goes to School
Medan (SIB) - Dalam mengoptimalkan potensi bonus demografi (usia angkatan kerja) melalui sektor kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melaksanakan kegiatan 'BPJS Kesehatan Goes To School' pada 21 Juli serentak di 13 wilayah kerja divisi regional. Berdasarkan proyeksi 2010- 2015, bonus demografi di Indonesia sudah dilaksanakan sejak 2012.

Meningkatnya bonus demogragfi itu harus diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan agar dapat terserap dalam pasar kerja yang kompeten. Kegiatan Goes To School seperti di Medan tersebut dilaksanakan di tingkat SMP, karena periode usia remaja merupakan masa yang paling rentan dan risikonya cukup besar terpengaruh lingkungan.

Tujuan kegiatan itu untuk mengedukasi anak-anak sejak dini tentang pentingnya pola hidup sehat. Diharapkan pelajar SMP dapat terhindar dari risiko tersebut, apalagi usia 10-19 tahun, termasuk kategori usia terbanyak dari jumlah penduduk Indonesia.

"Tahun 2015, Rp 16,9 Trilliun atau 29,67 persen dana jaminan kesehatan terserap untuk membiayai penyakit katastropik seperti jantung, gagal ginjal, kanker, stroke dan sebagainya," sebut Kepala Divisi Regional IX Marimah dalam acara yang dilaksanakan di SMP 4 Kota Medan, baru-baru ini. Penyakit tersebut, jelasnya, cenderung terjadi karena kebiasaan perilaku hidup tidak sehat seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga dan lainnya. Kalau dibiarkan, ini dapat berpengaruh bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program Jaminan Kesehatan Nasional- Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Selain edukasi tentang pola hidup sehat, kegiatan itu juga diharapkan dapat membentuk dan meningkatkan rasa kepedulian, kerelaan membantu sesama dan gotong royong dalam diri pelajar. Terutama dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan.

"Mari kita bayangkan, jika satu orang peserta JKN KIS melakukan operasi jantung dengan biaya Rp160 juta, iurannya rata rata Rp51 ribu. Maka diperlukan 3.737 orang peserta JKN KIS yang sehat dan membayar iuran. Kalau hanya peserta yang sakit saja yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi ketika sudah sehat, dari mana kita bisa membayar biaya pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan?" ungkap Mariamah. Karenanya, sambung Mariamah, sangat besar peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungan program JKN KIS.

"Diharapkan dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong dalam jiwa pelajar sejak dini, generasi muda dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat," ujarnya. (A18/h)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru