Medan (SIB)- Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, seluruh Kabag, Kasat dan jajaran Kapolsek-Kapolsek membentuk Tim Anti Begal di Mapolresta Medan, Senin (25/7) sore.
Dalam arahannya di hadapan Tim Anti Begal yang terdiri dari Sat Sabhara Polresta Medan, Sat Reskrim, Brimobdasu dan personil Reskrim dari Polsek-polsek, Kapolres mengatakan aksi begal saat ini agak meningkat, karena terjadi di tengah Kota Medan. Apalagi belum lama ini terjadi aksi begal yang menyebabkan korbannya meninggal dunia.
"Pelaku melakukan aksinya cukup sadis. Sampai saat ini kita belum bisa mengungkap karena memang saksi-saksi di lapangan tak ada. Anggota Reskrim Polsek Medan Kota sudah berupaya, maksimal sejak pagi, siang dan malam tetap mencari informasi. Namun ternyata masih belum terungkap," katanya.
Harapan pimpinan (Kapoldasu-red), sambungnya, karena memang kasus ini cukup mencuat hingga ke Jakarta, kemudian ada isu-isu yang mengatakan Medan tak aman. Kapolda memerintahkan pihaknya untuk membentuk Tim Anti Begal, paling tidak tak terjadi lagi kasus yang serupa.
"Jangan sampai terjadi lagi seperti itu yang pelaku orang yang sama. Kita harus memahami, ketika ada pelaku yang sudah tega menggunakan kekerasan saat mengambil harta korban, ini pasti ketagihan karena pelaku merasa cara yang paling gampang ketika ada korban, calon korban dipepet. Yang paling gampang adalah dengan melakukan penusukan. Kapolda meminta tim yang sudah terbentuk supaya tetap berupaya melakukan pengungkapan. Dan tim gabungan Sabhara, Polsek dan Brimob melakukan repentif melakukan pencegahan," imbaunya.
Polanya katanya malam dijadikan siang. Selama ini pos Lantas kosong, sekarang segera diisi. Anggota Bimas dan Bhabinkamtibmas bila perlu tidak usah tugas di pagi hari, tapi diubah menjadi malam hari. Jadi supaya dapat mengcover seluruh Kota Medan pada malam hari.
"Yang bisa kita siapkan 202 personil untuk melakukan kegiatan pada malam hari. Kita semua sudah inset ke seluruh pos. Ketika kita merasa masih belum bisa mengcover, tentunya saya akan meminta lagi ke Polda. Apakah perlu penambahan Brimob atau Sat Sabhara. Sehingga kita bisa mengubah malam menjadi siang. Pola-polanyapun kita harus bisa membuat, bahwasanya masyarakat Medan ini tahu polisi melakukan pengecekan pada saat malam hari," terangnya.
Kemarin, ucapnya lagi, Mardiaz sudah menyampaikan kepada Kabag Ops untuk mengambil operator-operator (besi-besi yang di Lantas) dan dibawa ke Polsek masing-masing. Kemudian di depan pos-pos polisi yang ada ditutup satu lajur. Kemudian setiap pengendara yang melintas diminta untuk membuka kaca, sehingga masyarakat yang masuk ke Medan ini betul-betul diketahui siapa orangnya.
"Sehingga para pelaku kejahatan minimal berpikir seribu kali untuk melakukan aksi kejahatan di Medan. Tentunya akan saya koordinasikan ke Kapolres-Kapolres tetangga, di antaranya Kapolres Belawan maupun Deliserdang. Jangan sampai teori balon. Di Polresta dicegat, akhirnya mereka lari ke Polres Belawan ataupun Deliserdang. Saya harapkan kepada rekan-rekan, waktu belum bisa ditentukan. Uji coba 1 bulan, kemudian 1 bulan sudah menurun dan bisa terungkap seluruh kasus-kasus begal, tentunya eksalasi kita turunkan," ujarnya.
Kapolres berharap di lapangan tidak akan terjadi penyimpangan. Jangan sampai ada yang mengambil kesempatan, seperti melakukan pungli dan kekerasan. Para pelaku begal yang mencoba kabur melawan saat ditangkap bisa bertindak tegas, tembak di tempat.
"Diharapkan keberadaan Tim Anti Begal, bisa membuat Medan nyaman dan aman. Masyarakat tentunya tak lagi takut keluar malam." katanya. Ia juga meminta kepada media supaya benar-benar memberikan informasi yang positif. Benar-benar disampaikan bahwasanya akan ada pos-pos polisi pada malam hari yang nantinya membuat nyaman. Jangan sampai salah mengartikannya.
"Nanti ada 28 titik pos polisi yang sudah diintenfikasikan oleh Kabag Ops. Supaya para Kasat dan Kapolsek-Kapolsek saling berkoordinasi," tutupnya. (A17/d)