Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 24 Oktober 2025
Workshop Jurnalistik Industri Sawit Indonesia Digelar di Medan

Ketua PWI Sumut Hermansyah : Sawit Salah Satu Penyelamat Ekonomi Indonesia Saat Krisis

- Kamis, 25 Oktober 2018 11:12 WIB
268 view
Medan (SIB) -Produksi kelapa sawit menjadi salah satu penyelamat ekonomi Indonesia saat Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga perekonomian Indonesia tetap eksis.

Hal itu disampaikan Ketua PWI Sumut, Hermansyah pada acara Workshop Jurnalistik,  dengan tema "Membangun Awareness & Persepsi Positif Industri Kelapa Sawit pada Kalangan Netizen", Rabu (24/10) di Hotel Four Point Medan.

Workshop Jurnalistik yang digelar PWI bekerjasama dengan GAPKI menghadirkan narasumber Kacuk Sumarto, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Pusat, Achmad Maulizal Sutawijaya dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) dan Muhamad Ihsan, Pemimpin Umum Warta Ekonomi.

Disampaikan Hermansyah, Provinsi Sumut adalah daerah penghasil kelapa sawit yang luar biasa. CPO yang dihasilkan dari kelapa sawit banyak menghasilkan produk-produk turunan yang digunakan masyarakat seperti minyak goreng. "Sumut sangat berpotensi menghasilkan kelapa sawit cukup besar di dunia dan industri kelapa sawit juga berperan meningkatkan perekonomian di daerah Sumut. Karenanya media Indonesia harus berani melawan tudingan negatif tentang sawit Indonesia di Eropa dan negara lainnya," ujarnya.

Sementara itu, Kacuk Sumarto, Wakil Ketua GAPKI Pusat menyampaikan, kelapa sawit sangat banyak manfaatnya, bukan hanya sekedar minyak sawit saja.  Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, saat ini manusia selama 24 jam tanpa disadari menggunakan produk yang berbahan baku dari minyak kelapa sawit (CPO). 

Dia mengatakan, bahan baku minyak kelapa sawit itu diolah menjadi berbagai produk seperti pasta gigi, deterjen, shampo, sabun, pakaian, tabir surya, lipstik, krim pagi, alas bedak, pelembab, margarin, hingga bahan bakar bio diesel dan produk lainnya. "Berarti minyak sawit penting dalam kehidupan kita," kata Kacuk Sumarto.

Menurut dia, minyak kelapa sawit begitu penting bagi kehidupan manusia. Namun pemberitaan tentang komoditi itu cenderung negatif, baik oleh media lokal maupun media internasional.

Dia menyebut media atau pers internasional selalu memberitakan kelapa sawit penyebab utama kerusakan lingkungan, mengancam keanekaragaman hayati dan areal dengan konservasi tinggi, terjadi eksploitasi pekerja, termasuk wanita dan anak-anak di perkebunan kelapa sawit.  "Gara-gara kelapa sawit terjadi kebakaran akibat pembukaan lahan dan kampanye negatif lainnya tentang kelapa sawit," tuturnya.

Hal ini juga dilontarkan negara-negara barat, seperti Eropa dan Amerika Serikat yang sayangnya di sana tidak bisa tumbuh kelapa sawit. Mereka kemudian mempromosikan minyak nabati dari bunga matahari atau minyak dari non sawit. Sementara penggunaan minyak kelapa sawit paling banyak di dunia.

Padahal tanaman kelapa sawit juga menyerap tenaga kerja langsung mencapai 5,5 juta dan 12 juta tidak langsung. Serapan sektor pertanian 2,3 juta usaha petani yang mempekerjakan 4,6 juta orang. Nilai ekspor tahun 2017 mencapai Rp318,78 triliun atau sekira 22,77 miliar dolar AS.

Dari sisi ketahanan energi, lanjut dia, mampu menghemat devisa Rp27,5 triliun. Total luas lahan sawit perkebunan rakyat dan swasta besar saat ini mencapai 14,03 juta hektar.

Kacuk meminta media lokal tidak ikut-ikutan memberitakan negatif soal kelapa sawit. Sebab kelapa sawit Indonesia memberikan pengaruh yang besar dan positif bagi kehidupan masyarakat.

Dia juga berharap pers Indonesia mengedepankan fakta dan data, memperhatikan dampak pemberitaan, menjunjung kepentingan nasional dimana kelapa sawit merupakan salah satu bagian dari kepentingan nasional. (A11/q)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru