Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 08 Desember 2025

Harga Cabai Merah Naik Akibat Musim Hujan

* Picu Inflasi di Sumut
- Minggu, 04 November 2018 10:58 WIB
287 view
Medan (SIB) -Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) Sumut bulan Oktober tercatat 1,31% (mtm) atau 2,73% yoy. Realisasi ini tercatat paling tinggi sepanjang tahun 2018 yakni bulan Januari hingga September dan lebih tinggi dari rata-rata nasional 0,28% (mtm) dan inflasi historis Oktober 3 tahun terakhir (0,35% mtm).
"Meski demikian, inflasi tahun kalender mencapai 1,59% (ytd) atau lebih rendah dibandingkan inflasi berjalan tahun sebelumnya sebesar 2,05% (ytd)," ujar Plt Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut Hilman kepada wartawan, Jumat (2/11).

Disebutnya,Kota Medan menjadi kota dengan inflasi tertinggi di provinsi ini yaitu 1,44% (mtm) bahkan tertinggi di Pulau Sumatera. Sementara inflasi di Kota Sibolga 1,24%, Pematangsiantar 0,80% dan Padangsidimpuan 0,11%.

Komoditas cabai merah memiliki andil terbesar dalam mendorong inflasi di empat kota tersebut. Disparitas inflasi termasuk disparitas harga cabai perlu mendapat perhatian yang berimplikasi perlunya penguatan pengelolaan pasokan, tidak hanya antar kabupaten/kota termasuk dari daerah lain.

Di satu sisi lagi, di bulan Oktober 2018, tekanan inflasi terasa pada semua kelompok pengeluaran dengan andil tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,91% atau tercatat 3,75% (mtm), pada bulan sebelumnya menyumbang deflasi -0,11%. Faktor penyebab tekanan adalah komoditas cabai merah yang memiliki andil 0,89% terhadap laju inflasi pada bulan berjalan.

Ia mensinyalir, kenaikan harga cabai merah disebabkan berkurangnya pasokan akibat intensitas hujan yang tinggi serta memasuki akhir usia tanam. 
Berdasarkan pemantauan PIHPS, puncak harga cabai merah di Sumatera Utara terjadi pada minggu III Oktober 2018 yang mencapai Rp44.950 dari Rp36.050 per Kg. Namun, di minggu IV, harga menurun di level Rp42.400 per Kg.

Secara agregat, harga cabai merah telah menunjukkan peningkatan sejak Agustus-Oktober 2018. Di sisi lain, penurunan harga terjadi pada beberapa komoditas utama seperti bawang merah dan daging ayam ras seiring membaiknya pasokan sehingga menahan tekanan inflasi lebih dalam.

Selain itu, inflasi kelompok perumahan tercatat sebesar 0,61% (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan angka inflasi bulan September 2018 yang mencapai 0,10% (mtm), dengan andil sebesar 0,15%.

Sementara inflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan tercatat 0,23% (mtm) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,02% (mtm), dengan andil 0,04% (mtm). Tekanan inflasi kedua kelompok tersebut bersumber dari peningkatan upah asisten rumah tangga dan kenaikan harga bensin non subsidi (Pertamax dan Dex series) pada 10 Oktober 2018. Kondisi ini mengindikasikan adanya kenaikan permintaan meski diperkirakan masih terbatas.

Berdasarkan pola historisnya, inflasi kumulatif dua bulan, November-Desember, selama tiga tahun terakhir mencapai 1,33%. Dengan asumsi demikian, inflasi akhir tahun 2018 diperkirakan berada range target inflasi nasional 3,5 +/- 1%.

Selanjutnya, dalam rangka pengelolaan inflasi, KPw BI Sumut, dan Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara senantiasa melakukan upaya pengendalian inflasi sesuai roadmap yang telah disusun. Dalam jangka pendek difokuskan pada pengelolaan pasokan dan distribusi khususnya bahan kebutuhan pokok. (A2/h)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru