Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 26 September 2025

Peringati Hari Tani Nasional, Massa Berbagai Organisasi "Geruduk" DPRD SU Tuntut Tutup PT TPL

Firdaus Peranginangin - Rabu, 24 September 2025 15:40 WIB
579 view
Peringati Hari Tani Nasional, Massa Berbagai Organisasi "Geruduk" DPRD SU Tuntut Tutup PT TPL
Foto harianSIB.com/Firdaus Peranginangin
Tutup PT TPL: Dalam memperingati "Hari Tani Nasional", massa dari berbagai organisasi masyarakat adat, petani, mahasiswa, dan pegiat lingkungan "geruduk" Gedung DPRD Sumut, Rabu (24/9/2025) menuntut segera ditutup operasional PT Toba P

Medan(harianSIB.com)

Dalam memperingati "Hari Tani Nasional", massa dari berbagai organisasi masyarakat adat, petani, mahasiswa, dan pegiat lingkungan "geruduk" Gedung DPRD Sumut menuntut segera ditutup operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL), karena kehadirannya telah menimbulkan penderitaan bagi masyarakat.

"Kami mendesak pemerintah dan legislatif segera menghentikan operasional PT TPL yang dinilai telah mencederai hak-hak masyarakat adat dan merusak lingkungan hidup di wilayah Tano Batak," teriak pengunjuk rasa seraya membacakan pernyataan sikapnya di hadapan Ketua Komisi E DPRD Sumut HM Subandi dan anggota Fraksi Hanura Ebenejer Sitorus SE MM, Hj Fatimah dan Gusmiyadi.

Pengunjuk rasa juga membentangkan sejumlah poster kritis dan simbol-simbol budaya adat Batak seraya mengecam tindakan kekerasan yang menurut mereka dilakukan oleh pihak TPL terhadap masyarakat adat Sihaporas, serta mengecam lambannya negara dalam menyelesaikan konflik agraria yang sudah berlarut-larut selama puluhan tahun.

Luka Mendalam

Baca Juga:
Dalam pernyataan sikapnya, massa aksi juga mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan PT TPL terhadap masyarakat adat Sihaporas, Kabupaten Simalungun yang terjadi pada Senin, 22 September 2025.

Dalam aksi kekerasan ini, sedikitnya 33 orang dilaporkan terluka, 18 orang di antaranya perempuan, 15 laki-laki. Bahkan, seorang anak penyandang disabilitas turut menjadi korban setelah dipukul di bagian kepala.

"Ini bukan sekadar konflik lahan, tapi bentuk kekerasan struktural yang dilakukan perusahaan dengan dukungan aparat terhadap masyarakat adat yang memperjuangkan haknya," ujar pengunjuk rasa.

Tutup TPL

Menanggapi tuntutan pengunjuk rasa, anggota Fraksi Hanura DPRD Sumut Ebenejer Sitorus sangat sepakat agar PT TPL ditutup, karena dianggap telah mengeksploitasi hasil alam Tanah Batak dengan berdalih konsesi yang tidak pernah diketahui masyarakat batasnya.

"PT TPL harus ditutup dan dicabut izinnya, karena telah menyengsarakan masyarakat dan perusahaan tersebut sangat luar biasa menghancuri hutan dan hasil alam Tanah Batak sekaligus menimbulkan penderitaan bagi masyarakat," teriak Ebenejer Sitorus dan disambut tepuk tangan massa pengunjuk rasa.

Baca Juga:
Sementara itu, Subandi dan Gusmiyadi juga sependapat dengan tuntutan pengunjuk rasa terkait penutupan operasional PT TPL tersebut, sekaligus mendesak manajemen perusahaan segera menghentikan tindakan represif dan intimidatif terhadap masyarakat adat.

Aksi unjuk rasa berlangsung dengan tertib dan secara perlahan meninggalkan gedung dewan. Puluhan aparat kepolisian tetap siap siaga melakukan pengawalan secara ketat di depan pintu gedung dewan maupun di dalam gedung dewan.(**)

Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
 
Berita Terkait
Tuntut Upah Pengamanan KTT APEC, Polisi-Tentara Geruduk Parlemen Papua Nugini
KPK Terima Pengembalian Rp8 Miliar dari Suap Anggota DPRD Sumut
Ratusan Petani Sirapit Unjuk Rasa di Kantor Bupati dan BPN Langkat
Ratusan ‟Omak-omak‟ dan Mahasiswa Unjuk Rasa di Kantor Bupati Asahan
Pujakesuma Keturunan Boyolali Unjuk Rasa ke DPRD Langkat
Anggota DPRD Sumut Muhri Fauzi Hafis Minta Drainase Jalan Sukarno-Hatta Binjai Timur Diperbaiki
komentar
beritaTerbaru