Jumat, 25 April 2025

Puasa Menurut Pandangan Kristen

* Oleh Pdt. Sunggul Pasaribu,MPAK
- Minggu, 28 Mei 2017 22:53 WIB
4.754 view
Saat ini bulan Ramadhan merupakan waktu dan bulan berpuasa bagi umat Muslim. Oleh karena itu, kita sebagai orang Kristen patut juga menghormati dan menghargai kewajiban rukun iman umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Bagi kita sebagai orang Kristen juga diingatkan bahwa dalam ajaran Alkitab terdapat juga bagaimana prinsip-prinsip pelaksanaan puasa. Artinya, tidak ada ajaran yang bertentangan bila orang Kristen juga melakukan puasa. Untuk itu penulis memaparkan beberapa argumentasi Alkitabiah tentang pengertian dan pelaksanaan puasa

Dalam Perjanjian Lama, kita bisa menemukan orang-orang yang berpuasa seperti: Musa, melakukan puasa empat puluh hari empat puluh malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28). Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam 12:16), Elia, puasa empat puluh hari empat puluh malam (1 Raj 19:8). Ester yang memaklumkan puasa 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est 4:16). Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (2:13). Daniel, sepuluh  hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan 1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama dua puluh satu hari (Dan 10:2).Yunus, tiga hari tiga malam dalam perut ikan (Yunus 1:17) dan di Niniwe, empat puluh hari empat puluh malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7). Artinya, para hamba Tuhan di Perjanjian lama kerap kali juga hidupnya melakukan puasa.

Dalam Perjanjian Baru, kita juga bisa menemukan hal tentang puasa yang diilakukan oleh: Yesus, empat puluh hari empat puluh malam tidak makan (Mat 4:2). Yohanes pembabtis, tidak makan dan tidak minum (Mat 11:18). Paulus, tiga hari tiga malam tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kis 9:9).Demikian juga hidup  jemaat mula-mula, mereka berpuasa untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kis 13:2-3).

Peristiwa puasa menurut firman Tuhan sebagaimana yang dialami dan dilakukan oleh tokoh-tokoh Alkitab, Bapa-bapa leluhur Israel, serta Tuhan Yesus dan para rasul ketika itu  sebagai bentuk ketaatan dan kesetiaan mereka terhadap kebenaran Injil dan kehendak Allah. Maka Puasa dalam hidup ke-Kristenan bisa dibagi dalam tiga jenis sebagaimana  yang dikemukakan di atas, yaitu;

Pertama, Puasa yang biasa: berpantang semua makanan, baik yang keras maupun yang lembut, tetapi tidak berpantang air. Setelah berpuasa "empat puluh hari dan empat puluh malam ... laparlah Yesus", lalu dicobai oleh Iblis agar Ia makan Mateus 4:1-11). Hal ini rupanya menunjukkan bahwa Yesus berpantang makan tetapi tidak berpantang minum. Sama seperti di Luk 4:2 "Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. "Diperlukan sebuah mukjizat apabila orang berpantang minum air selama empat puluh hari. Dalam menghadapi pencobaan, (bd. Ibr 2:17, 4:15), maka Kristus hanya dapat menggunakan sarana yang tersedia bagi orang percaya yang dipenuhi Roh untuk melawan pencobaan.

Kedua,  Puasa sepenuhnya: tidak makan dan tidak minum. Dikisahkan bahwa Ester memaklumkan puasa tidak makan dan tidak minum selama tiga hari bagi seluruh orang Yahudi (Est 4:16). Dalam kisah pertobatan Paulus dikatakan bahwa tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum (Kis 9:9). Pada umumnya puasa semacam ini tidak harus dilaksanakan lebih lama daripada tiga hari. Tubuh seseorang mulai menjadi kering apabila tidak mendapatkan air selama lebih dari dua hari. Memang Musa dan Elia melakukan puasa sepenuhnya selama empat puluh hari, tetapi saat itu mereka berpuasa dengan keadaan yang adikodrati (Kel 34:28, Ul 9:9,18, 1Raj 19:8).

Ketiga, Puasa sebagian: pembatasan makanan dan bukan tidak makan sama sekali. Nabi Daniel melakukan puasa ini. Daniel 10:2-3 "Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh." Itu berarti Daniel melakukan puasa dalam bentuk pembatasan makanan dan bukan berarti tidak makan sama sekali.

Berhubungan dengan orang-orang yang melakukan puasa yaitu, tidak makan dan tidak minum, menahan diri terhadap pencobaan lahir dan bathin, sanggup untuk melawan sikap ego, konsisten terhadap perintah dan keinginan Tuhan. Inilah makan dan arti puasa yang telah dialami dan dilakukan oleh para Bapa leluhur Bangsa Israel, juga Tuhan Yesus dan rasul Paulus. Maka, pemaknaan puasa dalam hal ini adalah kewajiban yang harus dilakukan di setiap waktu terutama di saat merasa kesulitan hidup, dalam pencobaan maupun dengan sengaja.

Orang Kristen juga perlu mengadakan puasa dengan cara menjaga pantangan atau melakukan pembatasan makan, menahan lapar dan haus, bisa hidup hemat, sanggup untuk hidup berperilaku tidak terlibat dan terjerumus terhadap pekerjaan destruktip, mampu mengalahkan niat jahat, mampu mengekang nafsu serakah. Oleh karena puasa adalah baik dan berguna bagi kehidupan lahir dan bathin maka tidaklah salah pada saat ini maupun pada waktu kapanpun kita hendaknya mau berpuasa.

Agar hidup kita sehat rohani dan jasmani marilah kita berpuasa setiap waktu, sebab puasa sangat berguna bagi pembangunan tubuh, jiwa, dan rohani kita. Amin.! (d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru