Sabtu, 18 Januari 2025

Kemenkes Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Terjadi Awal Januari 2024

* Di Singapura Naik 75 Persen, Ada Varian Baru Lagi “JN.1”
Redaksi - Senin, 18 Desember 2023 09:10 WIB
395 view
Kemenkes Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Terjadi Awal Januari 2024
Foto : Istimewa
Maxi Rein Rondonuwu
Jakarta (SIB)
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan lonjakan Covid-19 yang cukup signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Walaupun tinggi, pihak Kemenkes mengatakan bahwa situasi saat ini masih sangat terkendali.

Jumlah kasus positif masih jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan masa pandemi. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu memprediksi bahwa puncak kasus Covid-19 pada fase ini akan muncul setelah liburan Natal dan Tahun Baru.

"Kalau melihat dari pengalaman sebelumnya, kita mulai awal tren naik itu awal bulan Desember. Akhir November dihitung dari situ paling lama enam sampai delapan minggu puncaknya. Jadi kalau saya hitung kalau dari Desember ya mungkin puncaknya di awal Januari 2024 nanti," ucap Maxi di Jakarta Pusat, Sabtu (16/12).

Untuk proyeksi jumlah kasus yang muncul nantinya, Maxi mengungkapkan bahwa hal tersebut akan bergantung dengan jumlah testing. Ia menambahkan bahwa jumlah testing Covid-19 saat ini dilakukan dengan lebih masif.

"Testing kita alhamdulillah saat ini kan juga mulai naik. Tadinya kan ratusan atau seribu, sekarang kita sudah dua ribuan hampir tiga ribu. Kalau makin banyak orang testing, maka kasusnya naik," jelas Maxi.

Maxi mengimbau masyarakat yang memiliki gejala Covid-19 untuk segera melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat. Tidak hanya itu, ia juga meminta masyarakat untuk melengkapi vaksin Covid-19 untuk mencegah keparahan dan fatalitas dari penyakit tersebut.

"Sampai saat ini untuk melakukan testing Covid-19 itu masih gratis ya. Saat ini kita masih ada logistik untuk rapid antigen, tapi kita memang dari pusat juga penyalurannya ke KKP terutama yang untuk datang ke luar negeri. Mereka sudah dapatkan itu dan memang kita wajibkan mereka untuk melakukan surveilans pada orang yang sakit," pungkasnya.

Naik
Sementara itu, kasus Covid-19 di Singapura dilaporkan juga terus melonjak, kini meningkat 75 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Kementerian Kesehatan setempat mencatat angka infeksi harian yang dirawat inap akibat Covid-19 juga mulai merangkak naik.

Fasilitas perawatan Covid-19 kedua akan dibuka di Singapore EXPO, Khusus untuk pasien yang tidak memerlukan perawatan intensif.

Rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 meningkat dari 225 menjadi 350 orang. Sementara pasien dengan kebutuhan perawatan intensif sebanyak sembilan orang, dari semula 'hanya' empat.

Sebagian besar kasus terinfeksi oleh varian JN.1, sublineage dari BA.2.86.

"Berdasarkan data internasional dan lokal, saat ini tidak ada indikasi jelas bahwa BA.2.86 atau JN.1 lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar," kata Depkes dalam rilis media.

Mendesak masyarakat untuk menjalankan tanggung jawab pribadi dan sosial, kementerian mengatakan orang-orang yang tidak sehat dengan gejala infeksi saluran pernapasan akut harus tinggal di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain.

Ia menambahkan, mereka yang bepergian harus mengenakan masker di bandara dan menghindari tempat ramai dengan ventilasi yang buruk.

"Kami mendesak masyarakat untuk mencari perawatan medis di unit gawat darurat rumah sakit hanya untuk keadaan darurat yang serius atau mengancam jiwa," tegas kementerian.

"Hal ini akan menjaga kapasitas rumah sakit kami untuk pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan akut di rumah sakit dan memungkinkan mereka yang mengalami penyakit parah menerima perawatan tepat waktu."

Kementerian Kesehatan mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan rumah sakit umum untuk melakukan perencanaan darurat, seperti memastikan kecukupan tenaga kerja dan menunda operasi elektif yang tidak mendesak guna memaksimalkan kapasitas tempat tidur untuk kasus-kasus mendesak yang memerlukan perawatan akut.

"Selain itu, rumah sakit juga memanfaatkan fasilitas yang lebih sedikit seperti Fasilitas Perawatan Transisi dan model perawatan alternatif seperti Mobile Inpatient Care@Home (MIC@Home) untuk memastikan penempatan pasien yang tepat," kata Depkes. (detikHealth/d)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru