Ketua DPW Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Sumut, Haji Rudi Zulham Hasibuan mengatakan, kritik koersif Partai Golkar ke Gubernur Edy Rahmayadi muaranya merugikan warga Sumut.
“Saat kami mengusung dan mendukung pasangan, Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah satu paket, komplit. Kemudian sejumlah partai melakukan hal serupa, termasuk Golkar, mendaftarkan terus memerjuangkan. Menang. Syukuri dong. Saat ini, yang mengusung mengritik koersif. Artinya... yang ikut dikritik adalah paket tersebut. Hanya saja, dalam mengajukan kritik koersif itu, yang disebut cuma gubernur. Partai Perindo melihatnya seperti itu,” ujarnya.
Penilaian itu disampaikan Hasibuan usai menjadi Irup pada Peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agusuts 2022 di Sekretariat Partai Perindo Sumut Jalan Cut Nyak Dhien 1 Medan, Rabu (17/8). Didampingi Sekretaris Donna Julietta Siagian, Bendahara Januazir Chuwardi, Ir Linseria Nainggolan, Iskandar dan Budianta Tarigan, Rudi Hasibuan melanjutkan, jika kritik mengenai pembangunan, partai punya perpanjangan di legislatif. “Partai Perindo juga begitu. Ada kader Dr Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat SSi MSi sebagai perpanjangan untuk mengritik. Yang saya lihat, yang saya baca di media, saat kritik koersif itu dilakukan Golkar dengan seluruhnya. Jadi ya.. itu tadi muaranya merugikan rakyat!”
Sebagaimana diberitakan, Golkar mengonter dan menyesalkan pernyataan Gubernur yang menuding partai yang dikomandoi Musa Rajekshah itu tidak mendukung pembangunan yang dilakukan Pemprov Sumut, khususnya terkait proyek infrastruktur Rp2,7 triliun.
Saat menyampaikan kritik pada Senin (15/8), Sekretaris Dato’ Ilhamsyah, didampingi Wakil Ketua Korbid Kepartaian Zulchairi Pahlwan, Fraksi Golkar DPRD Sumut Dante Ginting, Ade Surahman Sinuraya dan Victor Silaen serta unsur hasta karya mulai dari KPPG, AMPG, AMPI, Pengajian Al Hidayah, SOKSI, MKGR, MDI, Kosgoro, Satker Ulama dan HWK. “Partai Perindo tak mencampuri urusan itu tapi karena demi kepentingan rakyat, pasti menyuarakan,” tambah Rudi Hasibuan.
Perhitungan merugikan rakyat, lanjutnya, karena yang dilakukan gubernur adalah pembangunan sesuai visi misi yang menjadi programnya. Saat menyampaikan program kepada rakyat hingga terpilih menjadi pimpinan, gubernur dan wakil, vivi misinya adalah pembangunan. “Jika ihtiar dan upaya tersebut tak terwujud, yang rugi siapa... rakyatlah,” tegasnya.
Ia berharap, gubernur dan wakilnya, menyinerjikan kinerja ke depan. “Gubernur dan Wakil Gubernur kan sepaket. Jika berhasil, keduanyalah... dan andai gagal, pasangan tersebut juga bertanggung jawab. Dalam kritik koersif, yang disasar gubernur semata,” nilainya.
Ia mengatakan, tak sedikit informasi didapat mengenai kondisi duet pimpinan Sumut tersebut. Mulai informasi dari orang dalam, politisi hingga analis dan asumsi liar di luaran. “Tetapi, ketika partai bicara terbuka ke publik, berarti sudah jadi konsumsi resmi... dan Partai Perindo menganalisis, bakal merugikan warga!” tutupnya. (R10/f)