Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 13 Juli 2025

Pasangan dengan Megawati Saja Kalah, Duet Prabowo-Puan Dinilai Tak Rasional

* PDIP Dorong Koalisi Tunggal
Redaksi - Sabtu, 23 Juli 2022 09:17 WIB
536 view
Pasangan dengan Megawati Saja Kalah, Duet Prabowo-Puan Dinilai Tak Rasional
Foto: Eva Safitri/detikcom
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Jakarta (SIB)
Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP), Panda Nababan, menyampaikan pandangannya soal wacana duet Prabowo Subianto dengan Puan Maharani di 2024 yang dinilai tak rasional. Menanggapi hal tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, siapa saja boleh berpendapat.

"Tapi bagi PDI Perjuangan yang pertama, pasangan calon presiden dan wakil presiden itu merupakan ranah ibu ketua umum, semua kader harus berdisiplin terkait hal tersebut," ujar Hasto di kantor Sekretariat PDI Perjuangan DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (22/7).

Dia mengatakan, pasangan capres-cawapres mendatang harus dibangun dengan kesepahaman bersama. Hasto lantas bicara mengenai berbagai faktor dalam konteks kerja sama partai politik.

"Karena menurut konstitusi pasangan capres-cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan parpol. Maka nanti partai partai yang akan mengusung inilah yang akan membahas," jelas Hasto.

"Dan bagi PDI Perjuangan, kerja sama partai politik itu ada kesesuaian aspek ideologi, kemudian sejarah, platform partai dan kesamaan desain bagi masa depan agenda agenda strategis masa depan," sambungnya.[br]

Hasto mengatakan, basis massa pendukung juga harus sejalan. Selain itu, PDIP akan mendorong kader partainya untuk membangun komitmen bagi bangsa dan negara.

Panda Nababan sebelumnya menyampaikan pandangan soal wacana duet Prabowo Subianto dengan Puan Maharani di 2024. Panda Nababan bercerita histori saat Megawati Soekarnoputri, yang merupakan ibu dari Puan, kalah di Pilpres 2009 saat berpasangan dengan Prabowo.

"Analisa-analisa politik kadang-kadang banyak juga yang tidak rasional. Artinya begini, menggandengkan Prabowo dengan Puan. Orang lupa, ibunya Puan aja dengan Prabowo kalah," kata Panda, Kamis (21/7).

Panda mengatakan hal itu dalam acara Adu Perspektif bertema 'Langkah Catur Queen & King Maker' yang disiarkan berkolaborasi dengan Total Politik. Dia melihat duet Prabowo-Puan berpotensi mengulang kekalahan di Pilpres 2019.

"Megawati calon presiden, Prabowo calon wakil presiden, kalah. Masa mau diulangi lagi dengan anaknya," ujarnya.

Menurutnya, pengalaman pada Pilpres 2019 harus menjadi pelajaran. Meski demikian, dia tidak mau berbicara lugas bahwa Prabowo dengan Puan akan kalah jika dipasangkan pada Pemilu 2024.

"Sudah pengalaman. Kita belajar dari pengalaman. Ibu Mega dan Prabowo kalah, sekarang mau diulangi lagi dengan anaknya," katanya.

Koalisi Tunggal
PDIP mendorong koalisi tunggal setelah muncul prediksi pihaknya bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bergabung melawan NasDem. Partai Golkar, yang tergabung dalam KIB bersama PPP dan PAN, menyebut koalisi mereka punya janji menyatukan kekuatan politik.

"KIB memiliki komitmen yang kuat untuk menyatukan kekuatan politik tanpa politik identitas dan politik aliran. Kita ingin mengedepankan politik gagasan," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (22/7).

Golkar, kata Ace, belum punya ancang-ancang bekerja sama dengan PDIP. Sedangkan mendukung pemerintahan saat ini bersama PDIP, katanya, tetap berlanjut.[br]

"Sejauh ini kami belum ada pembahasan soal berkoalisi dengan PDIP walaupun komunikasi kami sebagai sesama partai pendukung pemerintah sangat baik, ujarnya.

Ace menjelaskan kesibukan koalisi bersama PPP dan PAN ialah menguatkan akar rumput memberikan kesan kepada masyarakat.

"KIB masih terus bergerak di daerah-daerah untuk memperkuat basis agar koalisi ini mendapatkan tempat di hati rakyat," imbuhnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno sebelumnya memprediksi KIB, yang terdiri atas Golkar, PAN, dan PPP, bakal berkoalisi dengan PDIP. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun bicara soal koalisi tunggal.

"Konteks utama yang dihadapi adalah berbagai persoalan perekonomian rakyat akibat dampak pandemi yang belum selesai dan juga ancaman krisis perekonomian global akibat perang Rusia-Ukraina sehingga memicu ancaman lebih lanjut krisis pangan. Nah, melihat konteks seperti itu, tentu saja bagi PDIP mendorong koalisi semuanya tunggal," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melalui Zoom Meeting, Kamis (21/7).

Apa yang dimaksud koalisi tunggal tersebut?

"Nah, ini sehingga inilah yang ingin didorong PDIP saat ini. Mengingat pendaftaran capres-cawapres itu masih bulan Agustus, sehingga mari kita dorong kerja sama tunggal untuk kemajuan negara. Sehingga ketika pemilu dilaksanakan itu suasana yang betul-betul kondusif tidak memungkinkan adanya persoalan-persoalan lain kecuali pesta demokrasi bagi rakyat untuk mencari pemimpin yang terbaik," jelasnya. (detikcom/f)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru