Langkat (SIB)- Gerabah keramik asal perajin Langkat dikenal mancanegara, namun sejak dua tahun terakhir hasil ekspor kerajinan “olah tanah liat†terhenti. Tanpa menyurutkan usaha industri kecil menengah itu sendiri, pemasaran gerabah keramik terus diminati sejumlah daerah propinsi tanah air.
Khaidir (45) salah satu pengusaha kerajinan gerabah keramik di Jalan Bahagia Kebun Lada Pasar 5 Hinai Kabupaten Langkat, mengaku untuk dapat eksis usaha yang dilakoni sejak 1991, harus terus berkreasi dan tetap mengikuti selera pasar lokal.
“Yang paling diminati dari 15 jenis keramik di antaranya satu set kursi dan meja keramik seharga Rp 1,2 juta per set dan termurah vas bunga seharga Rp 2500 rupiah per buah,†sebut Khaidir yang memiliki workshop Hinai Keramik ditemui di rumahnya.
Ayah 4 anak ini menyebut dirinya telah mengikuti pelatihan pembuatan gerabah. Tidak heran dia kerap dijadikan “guru†di sekitarnya dan sering diminta menjadi instruktur praktek mahasiswa jurusan seni sejumlah perguruan tinggi di Sumut.
Ia mengaku hasil kerajinan gerabah di daerahnya pernah diekspor ke Kolombia pada 2012 dan sebelumnya 2011 juga pernah diekspor ke Eropa, Krosia dan Argentina. Namun karena kekurangan bahan baku menghentikan ekspor ke mancanegara.
Sejumlah pembeli yang tidak kalah lumayan berdatangan dari Medan, Aceh maupun Pekan Baru.
Khaidir mengaku hampir tidak mengalami kendala baik dalam bahan baku maupun permodalan, hal itu tidak terlepas dari bantuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Langkat berupa modal dan mesin pengolah tanah dan pembakaran.
Khaidir mengaku usahanya maju dan dapat memenuhi gaji karyawan dan memperoleh pendapatan kotor Rp 25 juta perbulan.
Sejumlah hasil kerajinan yang memiliki seni tinggi dan indah di antaranya perabotan rumah tangga meja dan kursi, air mancur, kap lampu taman, wastapel, guci, kendi, poci, celengan dan vas bunga.
“Ada juga pemesan sejumlah logo klub sepak bola dunia kesayangannya mungkin karena saat ini sedang berlangsung laga sepak bola piala dunia,†sebutnya seraya mengaku setiap pengrajin diminta agar lebih variatif dalam pembuatan perubahan bentuk dan tentu harga yang terjangkau katanya.
Tidak heran sejumlah kerajinan gerabah miliknya juga mengisi stan Pemkab Langkat pada PRSU Medan maupun Pekan Raya Jakarta yang tentu atas dukungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Langkat.
Menyinggung terhentinya ekspor gerabah keramik ke mancanegara sejak dua tahun terakhir, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Langkat Drs Basrah Pardomuan Lubis mengaku terhentinya ekspor karena saat pengiriman banyak produk yang pecah.
(B2/q)