Medan (SIB)
Peringatan Hari AIDS Internasional setiap tanggal 1 Desember, menjadi momentum khusus bagi Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) untuk sosialisasi dan kampanye three zero, yaitu harapan untuk meraih status zero HIV-AIDS, zero narkoba dan zero prostitusi pada 2030 mendatang.
Ketua Komisi HIV AIDS dan NAPZA GBKP Pusat (biro khusus penanganan dan pencegahan HIV, AIDS, narkoba dan judi, Pdt Masada Sinukaban STh MSi, menyatakan pihaknya masih tetap fokus pada penanganan penderita dan pencegahan wabah AIDS yang selama ini mencapai 1.016 kasus di sepanjang tahun 2007-2020 di daerah Karo, dengan harapan angka itu menurun pada tahun-tahun mendatang.
"Thema Hari AIDS Internasional tahun ini adalah: 'Ending AIDS 2030' dengan kampanye 'Akhiri AIDS, Cegah HIV, Akses untuk semua', dengan misi three zero, yaitu zero infeksi HIV baru, zero kematian akibat HIV dan zero stigma diskriminatif.
Tapi untuk daerah Karo kita gelorakan doa dan harapan agar kelak bisa zero judi dan narkoba nantinya. Tiada yang mustahil bagi Tuhan bagi orang taat dan percaya," katanya kepada pers di Medan melalui video conference, Rabu (1/12).
Hanya saja, ujar Masada, tahun ini, seperti tahun kemarin (2020) pihaknya memang tidak bisa melaksanakan peringatan dengan kegiatan publik karena faktor pandemi. Pihak Universal Evangelical Ministry cuma bisa mengajak para lembaga dan organisasi AIDS sedunia untuk ikut perayaan dan peringatan secara virtual (zoom meeting).
Di Sumut, peringatan Hari AIDS Sedunia 2021 ini diikuti oleh enam organisasi dan lembaga peduli HIV AIDS yang merupakan member dari UEM, yaitu: Oikumene PGI, HKBP AIDS Ministry, Komisi Pelayanan HIV-AIDS-NAPZA GBKP, Simalungun Support, Galatea, dan Medan Plus.
Sembari memaparkan ringkasan topik temu virtual peringatan Hari AIDS Internasional itu, Masada bersama stafnya Erika Bakkara menyebutkan pihaknya di Komisi HIV-AIDS NAPZA GBKP sudah sempat membuat program kegiatan publik dengan harapan situasi sudah normal pada akhir tahun ini. Sehingga, pihaknya hanya menggelar kampanye sadar dan cegah HIV-AIDS-NAPZA melalui gerakan virtual juga, rilis-pesan WA, facebook dan sebagainya, walau ada kesempatan temu muka dengan aturan Prokes Covid-19 kepada kalangan tertentu.
Selama ini, ujar mantan Ketua Klasis GBKP Barus Sibayak itu, Komisi HIV-AIDS-NAPZA GBKP telah dan sedang melakukan pendampingan dan pelayanan sosio-terapi kepada 477 orang penderita yang ada di Karo, termasuk 25 orang anak-remaja dan 130 penderita yang ditampung di Rumah Singgah GBKP.
Dengan sapaan 'Salam Three Zero 2030', Masada mengajak semua warga Karo terutama kalangan jemaat dan generasi muda gereja (GBKP) untuk peduli HIV-AIDS-NAPZA mulai dari sifat, masalah, dampak dan risiko terhadap kesehatan serta moral. Masada mengajak kampanye digerakkan secara mandiri mulai dari barisan keluarga, tetangga, kolega hingga warga sekitar.
"Potensi risiko buruk HIV-AIDS ini tak jauh beda dengan dampak maraknya konsumsi dan penyalahgunaan narkoba yang juga tak terlepas dari praktek perjudian. Demi generasi kita di Bumi Tanahkaro Simalem (asri-nyaman) ini, Ayo kita peduli, kalau bukan kita siapa lagi. Sedia payung sebelum hujan karena mencegah lebih baik daripada mengobati, dan ini akan sukses jika dimulai dengan gerakan peduli kasih sesama mulai di barisan keluarga sebagai pelopor sekaligus benteng terakhir," katanya. (A5/f)