Rabu, 01 Mei 2024

Kubah Lava Lebih 2 Juta Meter Kubik Terbentuk di Puncak Gunung Sinabung

* Potensi Luncuran Awan Panas Sejauh 5 Km
Redaksi - Jumat, 18 Desember 2020 16:08 WIB
Kubah Lava Lebih 2 Juta Meter Kubik Terbentuk di Puncak Gunung Sinabung
Foto: Dok/Pelin D
KUBAH LAVA: Gunung api Sinabung dengan volume kubah lava lebih 2 juta meter kubik di puncak gunung, foto dipetik,  Rabu (16/12) dari Desa Sukanalu. 
Tanah Karo (SIB)
Bertumbuhnya kubah lava di puncak Gunung Sinabung yang diperkirakan sudah mencapai lebih dari 2 juta meter kubik, menjadikannya sebagai ancaman besar bila sewaktu-waktu terjadi guguran awan panas.

Berdasarkan pengalaman pengamatan, bila kubah lava terbentuk di puncak sebesar itu, maka daya jangkau luncurannya bakal mencapai 5 Km dari puncak.

"Melihat kondisi letak kubah lava secara visual saat ini, jika terjadi guguran awan panas, maka arah luncurannya ke Timur-Selatan sejauh 5 Km. Yakni Desa Suka Meriah dan Sigarang-garang," ungkap seorang Pengamat Gunungapi Sinabung dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (VPMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Armen Putra ketika dihubungi wartawan melalui telephone selulernya, Kamis (17/12) petang.

Selain guguran awan panas, kata Armen Putra, potensi terjadinya erupsi juga sangat besar mengingat aktivitas Sinabung dengan suplay magma dari perut bumi saat ini cukup tinggi.

Meskipun sering terjadi guguran material vulkanik yang dipengaruhi oleh gempa-gempa seperti gempa hybrid/fase banyak, gempa vulkanik dalam maupun gempa tektonik dengan durasi bervariasi, tetapi suplay magma ke puncak lebih besar ketimbang yang berguguran. Sehingga volume kubah lava terus bertambah.

Saat ini, memang kubah lava di puncak gunung belum dapat di ukur dengan alat yang tersedia di Pos Pengamatan di Kecamatan Simpang Empat, akibat puncak gunung tertutup kabut."Tetapi berdasarkan pengalaman pengamatan, jumlahnya lebih dari 2 juta meter kubik," sebut Armen

Direkomendasikan agar masyarakat maupun wisatawan, tidak memasuki batas zona yang dilarang karena dapat membahayakan jiwa mereka dari jangkauan awan panas, jika sewaktu-waktu terjadi guguran awan panas, walaupun Sinabung masih berstatus level III (siaga).

Berdasarkan periode pengamatan pihak vulkanologi, terhadap gunung api Sinabung selama 18 jam, terhitung Kamis (17/12) mulai pukul 00.00-18.00 WIB yang dilansir melalui grup WhatsApp Laporan Sinabung, terjadi guguran material vulkanik sebanyak 81 kali, gempa low frekuensi 18 kali, gempa hembusan 1 kali durasi 17 detik gempa hybrid/fase banyak 3 kali berdurasi 9-16 detik, gempa vulkanik dalam 1 kali durasi 25 detik dan tektonik jauh 1 kali durasi 87 detik dan tektonik lokal 1 kali berdurasi 30 detik. Dan keterangan lain, terekam nois petir.

Relawan Pilar Sinabung, Pelin Depari kepada wartawan mengatakan, berdasarkan ukuran volume kubah lava yang saat ini terbentuk di puncak gunung, perlu perhatian serius dari semua pihak.

"Bagaimana cara memberikan pemahamam kepada masyarakat agar mengindahkan rekomendasi dari pihak vulkanologi supaya korban jiwa nihil," ungkapnya.

Sebagai relawan, mereka telah bekerja maksimal untuk meneruskan informasi dan rekomendasi dari vulkanologi, terlebih saat ini musim hujan.

Maka, selain awan panas, perlu juga diwaspadai lahar dingin. (BR2/a)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Wisatawan Asal Rusia Dicegah TNI-Polri saat Hendak Mendaki Gunung Sinabung
Danau Lau Kawar Masuk Zona Merah Gunung Sinabung, Warga Dilarang Masuk
Danau Lau Kawar Masuk Zona Merah Gunung Sinabung, Warga Dilarang Masuk
Gunung Merapi Semburkan Guguran Awan Panas
Kunjungi PVMBG, Kapolres Tanah Karo Cek Situasi Gunung Sinabung
Alat Pemantau Gunung Sinabung Terbakar
komentar
beritaTerbaru