Jakarta (SIB)
Menpora Zainudin Amali memimpin rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait penyelenggaraan kegiatan olahraga. Namun, untuk hasilnya belum ada keputusan.
Rapat koordinasi itu berlangsung di Wisma Auditorium Kemenpora, Rabu (10/2). Hadir dari PSSI Ketua Umum Mochamad Iriawan dan Direktur PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, dan jajaran. Kemudian dari operator basket Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, KONI Pusat, perwakilan gugus tugas/BNPB, dan Polri.
Menurut Amali, rapat tadi hanya untuk mendengarkan pemaparan dari PSSI dan PT LIB tentang rencana kegiatan olahraga khususnya untuk sepakbola. Dalam hal ini kompetisi Liga 1.
"Sudah dipaparkan secara lengkap baik rencana penyelenggaraannya maupun pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat dan disiplin. Setelah mendengarkan semua kemudian direspons oleh pihak BNPB, Satgas, KONI Pusat dan Polri. Kami mendapatkan gambaran kesiapan PSSI dan LIB," kata Zainudin Amali usai pertemuan.
Lebih jauh, menteri asal Gorontalo ini menjelaskan, dari paparan itu nantinya akan menjadi bahan kepolisian dalam mempelajari, mengkaji, dan apabila ada hal yang dikomunikasikan penyelenggara, dalam hal ini PSSI atau PT LIB, masih ada waktu.
Ingatkan Suporter
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan kembali menegaskan ke suporter untuk tak menghadiri laga Liga 1. Saat ini izin kompetisi masih terus diupayakan.
"Catatannya, suporter menjadi perhatian luar biasa. Suporter tidak boleh membuat kerumunan atau nobar (nonton bareng). Kami bilang ke suporter dengan hormat, apabila diizinkan tanpa penonton. Nasib kompetisi bisa dievaluasi lagi izinnya. Cukup nonton di televisi. Kami serahkan ke kepolisian. Hari ini belum ada keputusan izinnya. Kami tunggu pengumuman dari kepolisian," kata Iriawan dalam keterangan persnya seusai rapat koordinasi.
Adapun materi presentasi dari PSSI dan PT LIB adalah video simulasi pertandingan sepakbola. PT LIB telah menggelar simulasi di Stadion PTIK, Jakarta, Minggu (7/2).
Selain Polri, hadir pula Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Satgas Covid-19. Perancangan protokol kesehatan harus benar-benar meyakinkan semua pihak terkait agar kompetisi.
"Kami memaparkan, pertama protokol kesehatan secara lengkap. Lalu masukan dari bnpb dan satgas covid, cuci tangan dan masker. Kami sampaikan dengan video yang kami buat. Kami paparkan jadwal turnamen dan kompetisi apabila diizinkan. Izin tergantung kepolisian, karena tugas kami menyampaikan prokes," ucapnya. (Detiksport/f)
Sumber
: Hariansib edisi cetak