Jakarta (SIB)
Lapangan ABC di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) diusulkan diubah menjadi lapangan Ricky Yacobi. Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, yang mengusulkan.
Ricky menghembuskan napas terakhirnya di lapangan ABC, usai mencetak gol di laga Trofeo Medan Selection, Sabtu (21/11) pagi WIB. Dia diduga mengalami serangan jantung saat sedang bermain sepakbola bersama beberapa mantan pemain asal Medan.
Pria kelahiran 12 Maret 1963 itu sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun tak tertolong. Kepergiannya pun meninggalkan duka mendalam bagi pecinta sepakbola. Tak terkecuali, Gatot S. Dewa Broto.
Ricky dinilai memiliki jasa besar bagi persepakbolaan Indonesia. Salah satunya ia berhasil menghantarkan Indonesia meraih medali emas di SEA Games 1987. Atas dasar itu pula muncul usulan perubahan tersebut.
"Itu kan sebagai bentuk penghargaan kepada almarhum Ricky Yacobi, kami mungkin akan mengusulkan supaya lapangan ABC itu diubah menjadi lapangan Ricky Yacobi. Tapi kawasannya tetap Gelora Bung Karno itu final dan tak boleh diganggu gugat," kata Gatot kepada detikSport, Minggu (22/11), menyoal di balik alasan usulan tersebut muncul.
"Dan yang kedua, sepertinya lebih keren namanya Ricky Yacobi daripada ABC. Alasan ketiga, bawasannya nanti dibagi lagi nanti Ricky Yacobi sektor A, sektor B, sektor C itu lain cerita. Sekali lagi nama Bung Karno final, tidak boleh diganggu gugat," dia menambahkan.
Penulis buku Turbulensi Sport di Indonesia, Sport Uniting The Nation ini menjelaskan permintaan itu akan lebih dulu dilaporkan kepada Menpora Zainudin Amali untuk mendapat persetujuan. Jika disetujui maka pihaknya akan membuat surat pengajuan kepada Sekretaris Negara dan Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno pada pekan depan.
"Masalah disetujui atau tidak itu ranah mereka (Setneg dan PPK GBK). Kami hanya memfasilitas sejumlah pihak. Jadi saat kami ngobrol di rumah kediaman, ada beberapa wartawan juga yang tanya, ya itu saja sebatas itu. Kalau secara resmi sih belum pernah ada yang menyampaikan kepada kami (perubahan nama lapangan), apalagi ini baru terjadi kemarin," dia mengungkapkan.
"Sekali lagi masalah disetujui atau tidak kami menghormati karena yang punya area itu bukan Kemenpora. Kemarin spontanitas saat dijegat wartawan."
Gatot sekaligus menjelaskan bahwa permintaannya tersebut masih dinilai wajar. Kendatipun ada pihak yang ingin mengusulkan hal yang sama di stadion lain seperti atletik atau aquatik sesuai dengan atlet setempat tidak masalah. Tapi tergantung kasusnya.
"Kalau Ricky kan beliau betul-betul sedang bertanding di lapangan yang diusulkan itu. Oh, misalnya stadion akuatik diusulkan nama perenang mendiang Lukman Niode. Itu sah-sah saja cuma yang jadi masalah Lukman ketika tidak ada, tidak sedang bertanding di area akuatik. Ini bedanya," katanya.
"Bahkan Richard Sam Bera sempat mengusulkan adanya makan pahlawan olahraga tertentu. Usulan itu bukan yang pertama kali, waktu Lukman Niode (meninggal) juga mengusulkan. Kami belum (pernah kami usulkan) karena masalah untuk kawasan taman makan pahlawan perlu pembahasan khusus, kami sadar diri, karena persyaratannya lebih berat," kata dia lagi. (detiksport/f)
Sumber
: Harian SIB Edisi Cetak