Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 24 Desember 2025

Geolog: Gempa Myanmar Lepaskan Energi Setara 334 Bom Atom

Robert Banjarnahor - Minggu, 30 Maret 2025 18:16 WIB
66 view
Geolog: Gempa Myanmar Lepaskan Energi Setara 334 Bom Atom
Foto: Net
Jakarta(harianSIB.com)
Pakar geologi menilai gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) melepaskan energi sangat besar, setara dengan ledakan 334 bom atom.

Geolog Jess Phoenix mengatakan, gempa susulan kemungkinan masih akan terus terjadi setelah guncangan utama yang melanda kawasan Sagaing.

"Kekuatan gempa seperti ini setara dengan 334 bom atom," ujar Phoenix dilansir dari CNNIndoesia.com, .

Geolog dan vulkanolog lulusan California State University Los Angeles itu menambahkan bahwa gempa susulan bisa berlangsung hingga beberapa bulan, mengingat lempeng tektonik India terus menekan lempeng Eurasia di bawah Myanmar. Hal ini sejalan dengan analisis pakar gempa Joanna Faure dari University College London.

Sagaing telah mengalami beberapa gempa dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2012, gempa bermagnitudo 6,8 menewaskan 26 orang dan melukai puluhan lainnya.

Pakar gempa dari UCL, Bill McGuire, menyebut gempa 28 Maret 2025 sebagai yang "mungkin terbesar" di Myanmar dalam 75 tahun terakhir.

Phoenix memperingatkan bahwa dampak gempa bisa semakin parah karena perang saudara yang masih berlangsung akibat kudeta militer.

"Apa yang biasanya hanya situasi sulit kini menjadi hampir mustahil," katanya.

Gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer, tepat di atas sesar Sagaing, yang merupakan jenis sesar mendatar atau strike-slip.

Gempa itu menjadi yang terbesar di Myanmar semenjak 1912 dan getarannya terasa hingga ke Bangkok, Thailand, dan Yunan, di China. Selain itu, gempa ini menjadi yang paling mematikan dan paling merusak sejak Myanmar merdeka pada 1948.

Hingga Sabtu (29/4) siang jelang sore, korban jiwa akibat gempa Myanmar tercatat sudah 1.002 orang. Namun USGS memprediksi korban jiwa gempa Myanmar bisa terus bertambah hingga tembus 10 ribu.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru