Bagi orang Kristen nama cerita tentang Maria dan Marta cukup populer karena kedua orang ini menggambarkan tipe wanita kebanyakan orang di dunia ini. Tidak heran kedua wanita ini namanya sering kita jumpai pada nama wanita Kristen dewasa ini. Mengapa? Nama kedua seperti ini untuk mengingatkan manusia di dunia ini tentang perangai yang perlu ditiru. Cerita Maria dan Marta ini cukup menarik, pada satu sisi apa yang dikerjakan Marta adalah gambaran sebagai wanita rumahan, suka sibuk dengan urusan makanan, minuman, kebutuhan fisik, urusan rumah tangga. Sedangkan sedangkan pada sisi lain gambaran tipe seperti si Maria adalah menggambarkan seorang wanita karir yang gemar mendengar petuah, ceramah, ilmu pengetahuan, dan memiliki visi masa depan.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus! Jangan salah!Kedua tipe yang tergambar dalam kitab Injil Lukas 10:38-42 ini masing-masing mempunyai plus - minus, tipe yang diungkapkan dalam cerita ini pada Maria dan Marta merupakan dua kebutuhan yang juga perlu dimiliki manusia selama hidup di dunia ini.Apa yang salah, apa yang baik dan berguna tentang Maria dan Marta? Marilah kita mengulasnya.
Marta sibuk sekali melayani" (ay 40). Sebaliknya Maria duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataanNya (ay 39). Apa yang dilakukan oleh Marta tentu suatu hal yang penting sebagai tuan rumah yang baik. Tetapi tentu saja hal itu bukan sesuatu yang mendesak. Apalagi jika dilakukan dengan sungut-sungut, protes, kuatir dan menyalahkan orang lain dan juga Tuhan. (ay 40). Itu sebabnya Tuhan Yesus menegur Marta : "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara." (ay 41).
Dengan semua kesibukan kita selama ini, baik dalam urusan keluarga pekerjaan maupun pelayanan, mungkin kita merasa sudah menyenangkan hati Tuhan. Tetapi tunggu dulu! Jangan-jangan dalam pandangan Tuhan kita hanyalah seperti Marta yang "kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara." Bukan berarti Tuhan mengecilkan apa yang dilakukan oleh Marta, itu baik dan penting. Tetapi "hanya satu yang perlu" dan mendesak dari semua kesibukan yang baik itu, yaitu duduk di kaki Tuhan dan mendengarkan Firman-Nya.
Perkara yang lain boleh saja kita lakukan tetapi hanya satu yang Tuhan rindukan untuk didahulukan, yaitu kita meluangkan waktu untuk menyapa dan mendengarkan Dia dalam kehadiranNya. Sebab semua prestasi kita dan kesibukan kita sesungguhnya tanpa Tuhan hanya kekosongan dan kehampaan yang akan kita tuai, seperti Marta yang hanya merasa cemas. Yesus menginginkan kita untuk duduk tenang seperti Maria, menyingkirkan semua kepentingan lain, memperlambat waktu kita, menemukan Dia dalam keseharian hidup kita. Dari sanalah kita akan menemukan kekuatan dan arah hidup yang benar dalam menghadapi hiruk-pikuk dan pergulatan dunia ini, sehingga nama Tuhan dipermuliakan melalui segenap kehidupan kita. Jika tidak demikian, yakinlah bahkan doa-doa kita pun seringkali diwarnai dengan kegelisahan, ketergesaan dan instan.
Maria menjadi contoh yang baik bagi kita untuk mengutamakan Tuhan lebih dari yang lain. Firman Tuhan berkata: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semua itu untuk kemuliaan Allah." (1 Kor 10:31). Dalam kehidupan sehari-hari dan tampak sepele pun kita harus menjadikan Tuhan sebagi pusat dan prioritas. Mengapa? Karena Dialah yang menciptakan kita dan yang telah menebus kita, sehingga kita hidup bukan untuk diri sendiri tetapi untuk Dia yang telah mati dan bangkit bagi kita.(2 Korintus 5:15).
Terkadang kita terlalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak begitu penting dalam perjumpaan kita dengan Tuhan. Tentang apa yang akan kita pakai ke gereja atapun persiapan yang lain yang kita butuhkan ataupun kita justru bisa menjadi marah seperti Marta karena sikap orang lain yang menjadi penghalang bagi tujuan utama kita berjumpa dengan Tuhan. Pernahkah kita mendengar atau mengetahui ada orang Kristen yang akhirnya memutuskan tidak datang ke gereja karena ada permasalahan dalam persekutuan di gereja.
Jika kita kembali fokus dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam nas ini bahwa "Maria telah memilih bagian yang terbaik". Keramahan dan sukacita Maria meyambut Tamu-nya berfokus pada tujuan utama perjumpaan itu bukan hal-hal pendukung perjumpaan itu. Sehingga kita diajar melalui nas ini untuk merenungkan kembali bagaimana ketulusan, keiklasan dan niat kita yang murni untuk berjumpa dengan Tuhan. Sebagaimana Firman Tuhan mengatakan "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu".Mendengar dan mengutamakan kebutuhan rohani itulah pilihan yang lebih baik, yang terbaik, sebab kebutuhan rohani merupakan kebutuhan di atas segala kebutuhan kita. Amin! (l)