Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025

Kelapa Langka dan Mahal, Kemenperin Usulkan Setop Ekspor 6 Bulan

Robert Banjarnahor - Senin, 24 Maret 2025 10:42 WIB
351 view
Kelapa Langka dan Mahal, Kemenperin Usulkan Setop Ekspor 6 Bulan
Ist/SNN
Ilustrasi kelapa bulat.
Jakarta(harianSIB.com)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan penghentian sementara atau moratorium ekspor kelapa bulat akibat kelangkaan pasokan dan kenaikan harga di dalam negeri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa usulan ini bertujuan mengatasi krisis bahan baku yang berdampak pada industri pengolahan kelapa lokal. Ia menekankan perlunya kebijakan tata kelola kelapa yang segera ditetapkan, mengingat kelangkaan bahan baku telah memengaruhi keberlangsungan industri dan menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Juga:

"Dalam rapat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, kami mengusulkan moratorium ekspor kelapa bulat selama 3-6 bulan sebagai solusi jangka pendek untuk menstabilkan pasokan dalam negeri," ujar Putu dalam keterangan resmi, Jumat (21/3), dikutip dari CNNIndonesia.com.

Selain moratorium, Kemenperin juga mengusulkan pengenaan pungutan ekspor terhadap kelapa bulat dan produk turunannya, serta penetapan standar harga bahan baku yang menguntungkan bagi petani dan industri.

Baca Juga:

"Langkah mitigasi ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku dan mengembalikan harga kelapa ke level yang lebih stabil," tambahnya.

Kemenperin juga mengusulkan agar dana dari pungutan ekspor kelapa dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan dikembalikan kepada petani dalam bentuk program peningkatan produktivitas tanaman kelapa, pemberdayaan usaha tani, serta pengembangan industri pengolahan kelapa yang lebih terpadu.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengakui bahwa pasokan kelapa bulat dalam negeri terbatas akibat tingginya permintaan ekspor.

Kondisi ini berdampak pada kenaikan harga di pasar domestik, bahkan mencapai 50 persen dalam beberapa waktu terakhir.


"Kelapa itu kan banyak permintaan ekspor juga ya. Terus industri di dalam negeri juga banyak minta. Jadi industri di dalam negeri karena banyak yang ekspor, juga kadang-kadang keseluruhan dapat barang dan sebagainya. Itu memang masalahnya itu," ujar Budi di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3).

Belakangan ini, sejumlah pedagang mengeluhkan kesulitan mendapatkan pasokan kelapa, sementara harga melonjak tajam.

Awalnya, harga kelapa di tingkat pedagang berkisar Rp10 ribu, tetapi kini naik menjadi Rp15 ribu per butir dan diperkiran terus melesat jelang Lebaran.

Salah satu pedagang kelapa di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Nur Laela (50), menyebut harga kelapa saat ini sudah mencapai Rp15 ribu per butir, dan diperkirakan akan naik hingga Rp25 ribu hingga Rp35 ribu menjelang Lebaran.

Menurutnya, lonjakan harga ini bukan semata-mata karena bulan puasa, melainkan akibat ekspor yang menyebabkan kelangkaan pasokan di dalam negeri.

"Kata bosku, dari Sumatera-nya (kelapa) enggak turun ke Jawa, diekspor ke Malaysia, makanya sulit. Ini (kenaikannya) bukan karena Lebaran atau puasa, sudah tiga bulan naik duluan," ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa (18/3).

Ia juga mengungkapkan tiga bulan lalu kelapa sempat langka di pasaran, dan harga Rp10 ribu per butir kini sudah tidak mungkin lagi diterapkan.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru