Medan (SIB)
Barang bekas berupa ban bekas mobil dan bling (pecahan kaca) yang berwarna-warni saat ini marak menjadi produk bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) yang diperjual-belikan di Medan.
Wiraswasta muda pelaku UKM di Medan, Melati Marisi dan rekannya Erlina Barus yang sehari-hari pembuat dan pedagang aneka jenis pot bunga hias di Medan, menyatakan sebagian besar konsumen dari kalangan rumah tangga maupun perusahaan dan lembaga di daerah ini cukup meminati pot bunga terbuat dari cetakan semen bercampur beling-beling warna dan juga pot bunga yang terbuat dari olahan ban mobil bekas, khususnya ukuran sedang seperti roda mobil angkot atau mobil pribadi.
Ban-ban bekas memang sudah lama diolah menjadi pot bunga khususnya untuk pot bunga taman atau halaman, sedangkan pot bunga yang dicetak dengan campuran semen dan beling lebih banyak digunakan di teras atau dalam rumah. Harganya bervariasi mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 30.000," katanya kepada SIB, Sabtu (22/8).
Produk pot bunga cetakan semen dan beling itu dibentuk dengan adonan semen putih sehingga kualitasnya lebih kuat dari pot bunga cetakan semen biasa. Soalnya, para konsumen beralasan pot bunga yang terbuat dari cetakan semen pada akhirnya pecah dan merusak pemandangan sekitar di kantor atau rumah dan tamannya karena sering lupa memperbaiki atau mengganti. Demikian juga pot bunga yang terbuat dari plastik, kalau bukan karena pecah akhirnya, juga karena sering hilang dipreteli pemulung atau pencari botot. Sedangkan pot bunga dari ban-ban bekas jauh lebih kuat, tahan lama dan takkan laku dijual ketika dicuri.
Mereka mengutarakan itu ketika mengangkut setumpukan ban bekas dari salah satu toko ban merangkap bengkel di kawasan Jln Setia Budi Tanjung Sari. Harga ban-ban bekas itu Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per unit yang umumnya dikumpul secara khusus dari sesama toko atau bengkel terdekat. Ban bekas yang memiliki jenis dan ukuran sama, harganya cenderung lebih mahal dibanding ban yang 'tak serupa' walaupun masih tampak bagus. Ban bekas itu pada umumnya roda kendaraan angkutan kota (sejenis kijang atau minibus), mobil pick-up dan truk.
Di hadapan seorang pembelinya, Tagor Aruan SE seorang peminat bunga taman di kota ini, mereka menjelaskan produk pot bunga cetakan beling-semen dan ban bekas itu akan diolah sedemikian rupa menjadi pot atau vas bunga berbagai bentuk dan ukuran sesuai objek penggunanya.
Untuk pot bunga yang akan digunakan di halaman kantor atau rumah tangga dibuat dengan ukuran standar dengan model yang serupa atau dengan model ciptaan mereka sendiri plus warna yang beragam. Harganya tergantung jenis dan ukuran serta polesan, antara Rp 25.000 hingga Rp 50.000 per unit. Sehari-hari mereka mampu membuat pot baru 10 unit hingga 15 unit.
"Kami pernah memesan ban bekas ini kepada para pemulung yang menggunakan beca, tapi mereka akhirnya tak mau karena pendapatannya jadi menipis. Soalnya, bagi mereka (pemungut botot), ban bekas berat tapi muatannya sedikit atau terbatas karena barang (objek)nya besar, sementara nilainya tak seberapa hanya karena dihitung Rp 1.000 atau paling tinggi Rp 2.000 per unit ban, sudah termasuk ongkos cari dan antar," katanya memaparkan pihaknya kemudian terpaksa memesan kepada pihak bengkel dan mengangkut sendiri dengan menyewa pick-up bila beca milik mereka tak sanggup mengangkut. (M04/d)