Medan (SIB)
Sebanyak 81 imigran Rohingya, yang berada di Aceh Timur, Aceh, dipindahkan ke Medan. Pemindahan mereka dilakukan untuk memberikan perlindungan yang layak kepada pengungsi.
Mereka tiba di Medan, pada Kamis (10/6) pagi dan ditempatkan di Hotel Bukit Penembahen, Jalan Jamin Ginting, Medan. Serah terima dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dengan Pemerintah Kota Medan beserta pihak IOM dan UNHCR.
Asisten 1 Pemerintah Kabupaten Aceh Timur Syahrizal Fauzi mengatakan ada 81 pengungsi Rohingya yang dipindahkan dari Aceh Timur ke Medan. Keseluruhan dari mereka sudah dilakukan cek kesehatan, tes swab, serta vaksinasi Covid-19.
"Ada 81 orang yang terdiri dari 59 orang perempuan dan 22 orang laki-laki. Dalam hal darurat pengungsian, kita lakukan fungsi kesehatan, kita lakukan swab antigen, lakukan screening kesehatan, lakukan vaksin dibantu IOM," sebut Syahrizal.
Syahrizal menjelaskan pemindahan itu dilakukan untuk memberikan perlindungan yang layak kepada para pengungsi. Sebab, di Aceh Timur belum ada tempat pengungsian.
"Karena untuk lokasi pengungsian di Aceh Timur tidak ada. Setelah kami koordinasi dengan UNHCR dan IOM mereka menyiapkan tempat dan penampungan. Mungkin ini yang perlu lakukan segera karena sayang kita lihat kondisi mereka saat ini, apabila tidak ditangani segera akan terdampak ke hal-hal yang lain," sebut Syahrizal.
Kabid Penanganan Konflik dan Kewaspadaan Nasional, Kesbangpol Kota Medan, Ody Prasetyo mengatakan pihaknya menerima pengungsi Rohingya ini karena alasan kemanusiaan. Total seluruh pengungsi Rohingya yang berada di Medan termasuk yang baru tiba ini sudah mencapai 1.889 orang.
"Pada prinsipnya atas dasar kemanusiaan. Di mana sudah total pengungsi ini termasuk 81 ini adalah 1.889. Yang saat ini yang 1.808 orang ini terbagi di 18 community house," sebut Ody.
Ody menuturkan sejauh ini penanganan terhadap para pengungsi itu, Pemko Medan berkolaborasi dengan IOM dan Rudenim. Bagi para pengungsi yang baru tiba, mereka bakal dilakukan isolasi terlebih dahulu lalu baru dipindahkan ke tempat yang telah disiapkan.
"Ini sesuai dengan petunjuk Wali Kota Medan mereka dilakukan isolasi dulu di hotel ini selama 14 kemudian baru dipindahkan ke community house yang telah disiapkan oleh IOM," ujar Ody.
Sementara Programme Coordinator International Organization for Migration (IOM), Sonya Syafitri menyebut pemindahan ini hasil dari rekomendasi rapat antara Satgas PPLN pusat dengan Pemko Medan dan Pemkab Aceh Timur.
"Jadi di dalam rapat itu diputuskan bahwa direkomendasikan bahwa pengungsi itu untuk segera dipindahkan ke Medan di bawah akomodasi yang dikelola oleh IOM," sebut Sonya.
Dari semenjak keputusan tersebut, pihaknya langsung bekerja cepat untuk melaksanakan tes kesehatan, memastikan apakah mereka bisa berangkat dalam keadaan yang sehat.
"Dan juga sebagai syarat yang diberlakukan oleh Pemko Medan, kita juga lakukan antigen test dan juga seperti yang dilihat di sini, ini adalah tempat isolasi mereka selama dua minggu sebagai syarat yang ditentukan oleh Pemko Medan," sebut Sonya.
Nantinya mereka akan ditempatkan di tempat yang telah disediakan. Pihak UNHCR bakal meregistrasi mereka dan dimasukkan ke daftar pengungsi.
"Setelah sampai di sini nanti mereka akan menerima diregistrasi oleh UNHCR, dimasukkan ke dalam daftar pengungsi yang teridentifikasi oleh UNHCR sebagai pengungsi luar negeri berbangsa Myanmar etnis Rohingya," ujar Sonya.
Sonya menuturkan keseluruhan mereka bakal menerima fasilitas seperti para refugee lainnya.
Sebelumnya sebanyak 81 pengungsi etnis Rohingya, Myanmar, terdampar di Desa Kuala Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur. Mereka diduga kabur dari kamp pengungsian di Bangladesh.
"Dari 81 pengungsi Rohingya tersebut, sebelumnya berjumlah 90 orang. Delapan orang meninggal dan satu hilang di laut," kata Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, saat dimintai konfirmasi, Jumat (4/6). (detikcom/d)