Sabtu, 26 April 2025

Suhu Udara di Eropa Cukup Panas, Rel Kereta di Belanda Sampai Bengkok

* 16 Kota di Italia Bersiap Hadapi Cuaca “Neraka”
Redaksi - Sabtu, 23 Juli 2022 09:23 WIB
744 view
Suhu Udara di Eropa Cukup Panas, Rel Kereta di Belanda Sampai Bengkok
Foto: Dok. Prorail
Ilustrasi.
Jakarta (SIB)
Pemanasan global bukan isapan jempol, bukti nyata sudah ada di mana-mana. Suhu udara di Eropa baru-baru ini mengalami peningkatan yang cukup menghawatirkan.

Terutama pada musim panas seperti sekarang ini, suhu di Eropa bisa mencapai 40 derajat celcius atau lebih. BMKG masing-masing negara biasanya mengumumkan kondisi darurat agar semua masyarakat dan instansi waspada akan hal ini.

"Hari Senin dan Selasa kemarin suhu udara di Eropa, khususnya Belanda, melonjak antara 30 - 39 derajat celcius. Selain berdampak buruk pada kesehatan, cuaca ekstrim ini juga berdampak buruk pada sistem transportasi umum dan khususnya mengganggu keselamatan perjalanan kereta api," kata salah satu WNI yang tinggal di Belanda, Widoyoko, Jumat (22/7).

Ia mengatakan, suhu udara yang sangat panas bahkan lebih panas dari Indonesia ini menyebabkan beberapa seksi rel kereta menjadi bengkok. Bengkoknya rel kereta tersebut akibat pemuaian metal.

"Pemuaian rel sehingga bengkok ini sudah tentu sangat berbahaya untuk lalu lintas KA sehingga perjalanan KA terpaksa ditunda menunggu perbaikan rel," katanya.

Prosedur yang ditetapkan oleh Prorail (pengelola jalan rel di Belanda) adalah bila suhu udara diperkirakan akan meningkat hingga di atas 25 derajat celcius, maka Prorail segera menyiagakan regu-regu penilik jalan rel selama 24 jam untuk mengamati dan memeriksa kondisi jalan rel.[br]

"Bila didapati jalan rel bengkok karena pemuaian seperti yang terjadi pada hari selasa kemarin, maka Prorail segera melakukan tindakan pengamanan dan perbaikan. Prorail memiliki regu yang dinamakan "incidentenbestrijder" dengan tugas untuk menangani berbagai insiden yang membahayakan atau mengganggu keselamatan perjalanan KA," ucapnya.

Menurutnya, pada suhu 21 derajat celsius dengan cuaca cerah tanpa awan maka rel yang terpapar sinar matahari secara langsung suhunya bisa mencapai 40 derajat celsius.

Pada suhu 25 derajat celsius atau lebih maka suhu rel bisa mencapai 70 derajat celsius atau lebih, sehingga mengakibatkan pemuaian rel di luar perhitungan yang menyebabkan jalan rel menjadi bengkok.

"Seperti yang terjadi pada hari Selasa kemarin," tambahnya.

Selain menyebabkan rel bengkok, kata Widoyoko, suhu ekstrim juga menyebabkan beberapa sistem pengaman tidak bekerja, sehingga sejak pukul 16:00 lalu lintas dari dan ke stasiun Rotterdam central untuk sementara dihentikan.

Ia menambahkan, insiden lain terjadi di kota Haarle di mana sebuah rangkaian KA mogok dan AC tidak bekerja sehingga suhu dalam kereta panas sekali. Regu dari incidentenbestrijding berhasil mengevakuasi seluruh penumpang dan memindahkan ke bus untuk melanjutkan perjalanan.

Menurutnya, untuk mengantisipasi meningkatnya suhu rel pada musim panas, perkeretaapian Jerman dan Italia sedang melakukan berbagai percobaan, di antaranya dengan mengecat rel dengat cat putih. Warna putih ini akan memantulkan sinar matahari sehingga suhu rel pun tidak naik.

"Sedangkan perubahan suhu di Eropa khususnya Belanda, saat ini bisa berkisar antara -10 di musim dingin hingga 40 derajat C di musim panas," ujarnya.

Cuaca 'Neraka'
Menyusul sejumlah negara Eropa lainnya, Italia juga diterjang gelombang panas mulai hari, Jumat (22/7). Setidaknya 16 kota di Italia bersiap menghadapi cuaca ekstrem bak neraka.

AFP membeberkan keenam belas kota itu mencakup Milan, Bologna, dan Roma. Ketiga kota itu diperkirakan menjadi daerah yang terkena dampak gelombang panas terparah.

Berdasarkan perkiraan awal pemerintah, suhu di Milan bisa mencapai 40 derajat Celsius. Sementara itu, suhu di Bologna dan Roma diprediksi mencapai 39 derajat Celsius.[br]

Kementerian Kesehatan Italia melaporkan, beberapa kota lain juga mengeluarkan peringatan suhu panas, yaitu Florence, Genoa, Turin, dan Verona.

Kota Pavia juga mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem setelah mencatat rekor suhu 39,6 derajat Celsius pada Kamis (21/7).

Tak hanya itu, daerah Lucca dan Tuscany juga merilis peringatan cuaca ekstrem setelah 860 hektar lahan terbakar, diduga akibat gelombang panas.

Hingga saat ini, petugas belum berhasil memadamkan kebakaran itu. Akibatnya, lebih dari 1.000 penduduk di Lucca dan Tuscany harus mengungsi.

Kantor kejaksaan agung telah membuka penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran yang melalap ratusan hektar lahan ini.

Tak hanya di Tuscany, kebakaran sempat terjadi di hutan dekat Kota Trieste, Selasa (19/7). Kebakaran ini menyebabkan 300 orang harus mengungsi.

Namun pada Kamis, Wakil Gubernur Riccardo Riccardi menyampaikan situasi kebakaran di daerah itu saat ini "stabil secara substansial."

Berdasarkan situs cuaca Italia, ilmeteo.com, suhu di negara itu pada tiga bulan terakhir memang mencapai dua hingga tiga derajat lebih tinggi di atas rata-rata. (Detikfinance/CNNI/a)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru