Tangerang (SIB)
Masuknya cacar monyet atau monkey pox ke Indonesia, membuat pihak Bandara Soekarno-Hatta memperketat pengawasan kesehatan terhadap awak dan penumpang pesawat yang tiba dari luar negeri maupun yang melalukan perjalanan dalam negeri.
Kepala KKP Kelas I Bandara Soekarno-Hatta Darmawali Handoko mengatakan bahwa pengawasan kesehatan dilakukan dengan pengamatan langsung untuk melihat apakah ada gejala monkeypox pada penumpang pesawat internasional yang baru mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dan domestik yang berangkat dan datang.
"Gejala utama Monkeypox adalah adanya ruam merah kulit di sekitar wajah dan anggota badan lainnya serta adanya bengkak kelenjar getah bening di area sekitar leher. Hal ini berbeda dengan Covid dimana demam masih menjadi salah satu gejala utama, " jelas Darmawali Handoko pada Sabtu (27/8).
Pengawasan terhadap tanda dan gejala visual tersebut sebagian besar juga dapat terdeteksi pada saat pelaku perjalanan melakukan proses check-in untuk memproses keberangkatan dan pemeriksaan security kedua setelah proses check-in. Hal ini juga berlaku pada awak pesawat yang harus melalui thermal scanner dan pengamatan secara visual.
"Apabila petugas bandara menemukan tanda dan gejala Monkeypox dapat langsung melaporkan kepada petugas KKP dan petugaa KKP akan melakukan pemeriksaan mendalam. Jika mengarah kepada gejala Monkeypox maka penumpang maka akan dilakukan prosedur tatalaksana dan dirujuk ke rumah sakit jika diperlukan," lanjutnya.
Sementara itu, Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan AP II sebagai pengelola bandara mendukung penuh upaya pencegahan penyebaran monkeypox. Saat ini pelayanan penerbangan internasional yang dilakukan di Terminal 3, telah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk pemeriksaan awal.[br]
"Penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta saat ini dilayani melalui Terminal 3. Di Terminal 3 sudah dilengkapi thermal scanner yang dapat mendeteksi suhu tubuh setiap awak dan penumpang pesawat secara bersamaan," ujar Agus Haryadi.
Bandara Soekarno-Hatta juga menyiapkan ruang isolasi yang dilengkapi berbagai peralatan dan perlengkapan guna tempat isolasi apabila ada awak dan penumpang pesawat yang suspek terpapar monkeypox.
Agus Haryadi menuturkan seluruh stakeholder Bandara Soekarno-Hatta berkolaborasi dan bersinergi penuh dalam mendukung upaya pencegahan penyebaran monkeypox.
Turun
Terpisah dilaporkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, jumlah kasus cacar monyet secara global dilaporkan mengalami penurunan 21 persen pada minggu lalu.
Wabah cacar monyet telah ditetapkan WHO sebagai darurat kesehatan global pada Juli lalu, menyusul banyak laporan kasus penyakit yang juga dikenal sebagai monkeypox tersebut di sejumlah negara di dunia.
Dilansir dari Reuters, Jumat (26/8), sejauh ini, ada lebih dari 41.000 kasus cacar monyet dan 12 kematian akibat penyakit ini yang telah dilaporkan di 96 negara, dengan mayoritas kasus dari Amerika Serikat. [br]
Menurut laporan epidemiologi terbaru dari WHO, penurunan jumlah kasus penyakit cacar monyet ini berpotensi menandakan bahwa wabah tersebut telah menurun di kawasan Eropa.
"Ada tanda-tanda wabah melambat di Eropa, di mana kombinasi langkah-langkah kesehatan masyarakat yang efektif, perubahan perilaku dan vaksinasi membantu mencegah penularan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Kendati demikian, ada hampir dua lusin negara mengalami peningkatan jumlah kasus cacar monyet mingguan dengan peningkatan tertinggi dilaporkan di Amerika Serikat.
Lebih lanjut laporan WHO tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari 34 persen dari jumlah kasus cacar monyet global saat ini ada di Amerika Serikat.
Penularan cacar monyet di Amerika terus menunjukkan peningkatan yang intens dan wilayah tersebut menyumbang 60 persen kasus dalam sebulan terakhir. "Khususnya di Amerika Latin, (penyebabnya) kurangnya kesadaran atau tindakan kesehatan masyarakat dan kurangnya akses ke vaksin untuk meredakan wabah," jelas Tedros.
Pasokan vaksin cacar monyet Pasokan vaksin cacar monyet yang terbatas, banyak negara di dunia, termasuk Amerika Serikat mencoba untuk memperluas pasokan dengan memberikan dosis yang lebih kecil untuk memaksimalkan stok vaksin monkeypox yang ada.
Sementara itu, regulator telah membenarkan pendekatan tersebut, Bavarian Nordic, pembuat satu-satunya vaksin cacar monyet yang disetujui, telah menimbulkan keraguan tentang keamanan apa yang disebut pendekatan dosis fraksional ini.
WHO pun mencermati kinerja vaksin cacar monyet yang tersedia, termasuk penggunaan dosis fraksional atau yang dosis lebih kecil. "Kelompok ahli penasihat strategis badan tersebut (WHO) akan bertemu pada awal Oktober untuk mengevaluasi bukti termasuk masalah dosis (vaksin cacar monyet) fraksional," kata seorang pejabat senior. (Okz/Kompas/d)