Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 23 Juni 2025

KNKT Paparkan 6 Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu

Redaksi - Jumat, 11 November 2022 10:15 WIB
233 view
KNKT Paparkan 6 Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu
Foto: MNC Portal
Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam jumpa pers di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (10/11).
Jakarta (SIB)
Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) merilis laporan akhir investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.

KNKT menyimpulkan ada 6 faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan berdasar urutan waktu kejadian.

"KNKT menyimpulkan faktor yang berkontribusi pada kecelakaan ini ada 6. Kami mengacu dari dokumen prosedur standar ICAO Annex 13," kata Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam jumpa pers di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (10/11).

Berikut ini 6 penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ182:
1. Tahapan perbaikan sistem autothrottle yang telah dilakukan belum mencapai bagian mekanikal.

2. Thrust lever kanan tidak mundur sesuai dengan permintaan autopilot karena hambatan pada sistem mekanikal sehingga thrust lever kiri mengkompensasi dengan terus bergerak mundur sehingga terjadi asymmetry.

3. Keterlambatan CTSM (cruise thrust split monitor) untuk menonaktifkan autothrottle pada saat asymmetry disebabkan karena flight spoiler memberikan nilai yang lebih rendah, berakibat pada asymmetry yang makin besar.

4. Complacency pada otomatisasi dan confirmation bias mungkin telah berakibat kurangnya monitoring sehingga tidak disadari adanya asymmetry dan penyimpangan arah penerbangan.

5. Pesawat berbelok ke kiri dari yang seharusnya ke kanan, sementara itu kemudi miring ke kanan dan kurangnya monitoring mungkin telah menimbulkan asumsi pesawat berbelok ke kanan sehingga pemulihan tidak sesuai.

6. Belum adanya aturan dan panduan tentang upset prevention and recovery training (UPRT) mempengaruhi proses pelatihan oleh maskapai untuk menjamin kemampuan dan pengetahuan pilot dalam mencegah dan memulihkan (recovery) kondisi upset secara efektif dan tepat waktu.(detikcom/d)



Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru