Jakarta (SIB)
Polisi mengungkap 15 pekerja di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, bukan disandera KKB, melainkan hanya diintimidasi. Minimnya alat telekomunikasi di lokasi kejadian mengakibatkan informasi sebelumnya menjadi simpang siur.
"Jadi kami sudah minta keterangan kepada mereka pasca-evakuasi. Disampaikan mereka tidak pernah disandera, melainkan diancam dan diintimidasi," ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo dilansir detikSulsel, Kamis (9/2).
Hal senada disampaikan Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani. Dia mengatakan, dari pengakuan para pekerja, mereka didatangi dan diancam oleh sekelompok KKB yang membawa senjata. Kelompok KKB itu meminta para pekerja menghentikan pekerjaan pembangunan puskesmas.
"Saat mereka diancam dan diintimidasi, masyarakat di sana melihatnya. Kemudian mereka diamankan dan dibawa oleh masyarakat agar tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan terhadap para pekerja itu," terang Faizal saat saat dimintai konfirmasi terpisah, Kamis (9/2).
Faizal menjelaskan, 15 pekerja itu diamankan warga dan diminta meninggalkan Distrik Paro menuju Distrik Kenyam. Para pekerja itu meninggalkan Distrik Paro ke Kenyam dengan berjalan kaki selama dua hari sebelum dievakuasi anggota TNI-Polri.
"Sebelum berhasil kita evakuasi, 15 pekerja ini sudah dua hari berjalan kaki untuk keluar dari Distrik Paro. Namun, lantaran kondisi di sana gunung, selama dua hari mereka berjalan kaki hanya mampu menempuh jarak 10 km," katanya.
Masih Dicari
Sementara itu, terkait nasib pilot maskapai Susi Air, Philips M, masih menjadi tanda tanya setelah KKB melakukan pembakaran pesawat di Nduga, Papua Tengah. TNI dan Polri kini masih mencari keberadaan pilot asal Selandia Baru itu.
"Sampai saat ini belum dapat diketahui keberadaannya karena GPS-nya sudah tidak menyala sejak Selasa (7/2) sekitar pukul 10.00 WIT, " jelas Komandan Satgas Damai Cartenz Kombes Faizal Rahmadani, dilansir Antara, Kamis (9/2).
Kombes Faizal, yang juga menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Papua, mengatakan, lokasi ke-15 pekerja bangunan tidak bersama pilot atau penumpang pesawat Susi Air.[br]
Ke-15 pekerja itu sudah dievakuasi setelah berhasil melarikan diri ke gunung dengan bantuan warga.
"TKP evakuasi ke-15 pekerja berbeda dengan TKP pilot Susi Air, yang berada di lapangan terbang, namun keduanya masih masuk Distrik Paro, Kabupaten Nduga," jelas Faizal.
Dijelaskannya, Distrik Paro selama ini menjadi markas KKB pimpinan Egianus Kogoya. Sebelum membakar pesawat Pilatus Porter milik Susi Air, KKB mengancam hendak membunuh para pekerja.
Mendapat ancaman itu, para pekerja kemudian melarikan diri ke gunung dan diselamatkan warga. Kemudian, saat berada di ketinggian, mereka sempat berkomunikasi sehingga diketahui posisinya.
"Saat ini masih dilakukan berbagai upaya untuk mengetahui keberadaan pilot tersebut," kata Kombes Faizal.
KKB pimpinan Egianus Kogoya pada Selasa (7/2) pagi membakar pesawat Susi Air yang dipiloti Philip Merthens. Pesawat itu membawa lima penumpang dari Timika. (detikcom/d)