Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 22 Juni 2025

KKB Serang TNI di Yahukimo Papua Pegunungan, 1 Prajurit Gugur

* Wapres Minta Usut Tuntas Kasus Kerusuhan Wamena
Redaksi - Kamis, 02 Maret 2023 09:10 WIB
492 view
KKB Serang TNI di Yahukimo Papua Pegunungan, 1 Prajurit Gugur
Foto: Istimewa
Ilustrasi
Jakarta (SIB)
Tiga prajurit TNI ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan. Satu prajurit TNI gugur dalam insiden itu.

"Benar KKB menyerang prajurit Kodim 1715/Yahukimo. Kejadian itu mengakibatkan 2 orang terluka dan 1 orang gugur," ungkap Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman kepada wartawan, seperti dilansir detikSulsel, Rabu (1/3).

Penyerangan itu terjadi saat prajurit TNI bertugas di Kodim 1715/Yahukimo, di Km 4 Jalan Paradiso Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Rabu (1/3/2023) sekitar pukul 15.30 WIT.

Herman menyebut, saat ini 3 prajurit TNI itu berada di RSUD Yahukimo. Dia menyebut, 2 prajurit yang terluka sampai saat masih dalam keadaan sadar.

"Prajurit yang gugur atas nama Pratu LW. Sementara 2 prajurit yang terluka yakni Pratu NS dan Sertu RS. Kini ke-2 korban sedang mendapat perawatan medis di RSUD Yahukimo," katanya.

Herman menyebut kontak tembak sempat terjadi antara prajurit TNI dan KKB. Diperkirakan kontak tembak lebih dari 1 jam.


Usut Tuntas
Terpisah, Wapres Ma'ruf Amin meminta Polri ataupun Kominfo mengantisipasi isu hoax di Papua. Hal itu imbas dari kerusuhan di Wamena yang terjadi karena massa terprovokasi kabar penculikan anak hingga menyebabkan 12 orang tewas. Ma'ruf pun meminta agar kasus kerusuhan di Wamena diusut tuntas.

"Memang kita menghadapi masyarakat yang mudah terprovokasi. Saya minta pihak Kominfo dan tentu dengan alat-alat keamanan melakukan langkah antisipasinya, jangan sampai nanti ada lagi (kejadian terulang)," kata Ma'ruf di Solo, Jawa Tengah, Rabu (1/3).

Ma'ruf menilai penyebaran hoax di Provinsi Pegunungan Papua ataupun di seluruh Papua harus segera diantisipasi.

Selain itu, Ma'ruf meminta agar kasus kerusuhan Wamena diusut tuntas. Ma'ruf menyoroti banyaknya korban jiwa dalam kasus itu. Ia meminta agar penanganan kasus konflik tidak diiringi dengan korban.

"Penanganannya sendiri juga harus ditangani secara tuntas, harus dicari sumber sumbernya, dan jangan sampai menangani kerusuhan itu sampai terjadi banyak korban, jadi harus ada langkah-langkah antisipasi supaya bisa menyelesaikan setiap kerusuhan itu sedikit mungkin jangan sampai ada korban," kata Ma'ruf.[br]


Ia meminta agar kasus tersebut juga disampaikan secara jelas penyebabnya. Selain itu, aparat diminta memperketat pengamanan di Wamena buntut kasus tersebut.

"Terhadap korban ini juga harus dituntaskan sebenarnya sesungguhnya yang terjadi seperti apa. Dan sekarang ini sedang dilakukan, sudah ada yang ditangkap, saya kira yang dianggap sumber daripada penyebab atau provokator. Ini ke depan saya kira," ujarnya.

"Dan pengamanan harus diperkuat, jangan sampai ada daerah-daerah yang kosong, yang tidak terkendali. Jangan sampai ada masyarakat yang eksodus dari satu daerah ke daerah yang lain karena merasa tidak aman. Barangkali itu harus disiapkan," sambungnya.



Minta Ganti Rugi
Sementara itu, keluarga korban kerusuhan di Kota Wamena, mendesak penyelesaian kasus diproses secara adat. Mereka menuntut denda adat berupa ganti rugi Rp 5 miliar dan 30 ekor babi untuk setiap korban imbas kericuhan itu.

Tuntutan itu disampaikan keluarga korban dalam proses mediasi yang digelar di Lapangan Pendidikan Wamena, Selasa (28/2). Pemerintah daerah dan aparat TNI-Polri turut mengawal proses mediasi tersebut.

"Sekitar 5000-an massa keluarga hadir bersama dengan pemerintah daerah. Ada 2 permintaan keluarga kepada pemerintah dalam pertemuan tadi," kata Tim Mediasi antara keluarga korban dan Pemerintah Daerah, Theo Hesegem, seperti dilansir detikSulsel.

Tuntutan itu ditujukan kepada pemerintah. Proses mediasi itu dihadiri Pj Gubernur Papua Nikolaus Kondomo, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, Bupati Yahukimo Didimus Yahuli, Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge, Sekda Lanny Jaya Tedien Wenda dan mantan Bupati Lanny Jaya, Beffa Yigibalom.[br]


"Terkait denda adat, keluarga korban meminta 1 kepala diganti Rp 5 miliar dan 30 ekor babi bagi mereka yang meninggal. Sedangkan korban luka-luka Rp 1 miliar," ungkapnya.

Sementara, Pj Gubenur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo mengajak untuk mendoakan korban kerusuhan. Ia yakin pertemuan ini akan mendapat respons yang baik dari seluruh kepala daerah yang masyarakatnya berdampak.

"Saya dengan para pejabat hadir disini untuk mendengarkan aspirasi dari keluarga korban peristiwa kerusuhan kemarin," ungkap Nikolaus dalam keterangannya. (detikcom/d)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru