Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 24 Juni 2025

Program Kecerdasan Buatan Mengancam Beberapa Pekerjaan

Kominfo Didesak Segera Atur ChatGPT di Indonesia
Redaksi - Minggu, 12 Maret 2023 09:17 WIB
479 view
Program Kecerdasan Buatan Mengancam Beberapa Pekerjaan
Foto: Future Publishing via Getty Imag/Future Publishing
Jakarta (SIB)
Melonjaknya popularitas program kecerdasan. buatan atau Artificial Intelligence (AI) semacam ChatGPT, dinilai akan mengancam beberapa pekerjaan. Menurut pakar, pekerjaan apa yang paling pertama terancam?

Nah, para profesor dari New York University (NYU), Princeton, dan University of Pennsylvania (UPENN) menulis makalah berjudul "Bagaimana Pemodelan Bahasa seperti ChatGPT mempengaruhi pekerjaan dan Industri? " untuk menjawab pertanyaan itu.

"Kami menemukan bahwa pekerjaan utama yang terdampak oleh pemodelan bahasa termasuk telemarketer dan beberapa guru pasca sekolah menengah seperti bahasa Inggris dan sastra, bahasa asing dan sastra, dan guru sejarah," tulis para peneliti itu yang dikutip dari Futurism.

"Kami menemukan industri top yang terimbas kemajuan dalam pemodelan bahasa adalah layanan hukum dan sekuritas, komoditas, dan investasi," tambah mereka.

Jadi menurut riset ini, guru di pelajaran tertentu dan pekerjaan di layanan finansial mungkin yang paling rentan terimbas kecanggihan ChatGPT. Akan tetapi tentu masih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, misalnya ChatGPT tidak bisa mengajar layaknya manusia.

Para pemasar telemarketer dinilai perlu waspada. Ada potensi mereka suatu saat nanti bisa digantikan sepenuhnya oleh program AI semacam ChatGPT atau lainnya

"Misalnya, respons pelanggan dapat dimasukkan dalam mesin pemodelan bahasa secara real time dan relevan. Atau, orang mungkin membayangkan bahwa telemarketer manusia diganti dengan pemodelan bahasa dengan bot," tulis studi ini.[br]


Saat ini pun, sudah ada indikasi ChatGPT telah menggantikan pekerjaan tertentu. Belum lama ini, platform penasihat karier Resumebuilder.com melakukan survei dengan responden 1.000 pemimpin bisnis. Mereka menanyakan apakah mereka sudah atau berencana menggunakan ChatGPT untuk pekerjaan sehari-hari.

Ternyata, hampir separuh perusahaan yang disurvei sudah menggunakan ChatGPT. Hampir setengah perusahaan juga mengaku ChatGPT sudah menggantikan karyawan di bisnis mereka.


Segera Atur
Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menyoroti keberadaan layanan chatbot ChatGPT yang saat ini menjadi perbincangan publik. Ia pun meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mendalami ChatGPT.

Disampaikan Christina, Kominfo perlu mengambil langkah proaktif terhadap ChatGPT tersebut, terlebih jika layanan milik OpenAI itu belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) di Indonesia.

"Kami dorong agar Kominfo segera mendalami dengan berpegang pada regulasi yang ada," ujar Christina dikutip dari situs DPR, Jumat (10/3).

Selain itu, ia memandang Kominfo perlu memastikan pemenuhan ketentuan sesuai dengan aturan PSE Lingkup Privat yang tertuang dalam Permenkominfo Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat.

"Platform yang ada di tengah masyarakat, termasuk ChatGPT, tentu harus sesuai dengan ketentuan PSE yang dikeluarkan Kominfo," katanya menegaskan.

Sesuai dengan Pemenkominfo Nomor 5 Tahun 2020 itu, kata Christina, kategori PSE lingkup privat yang wajib mendaftar ke Kominfo adalah PSE yang menyediakan layanan mesin pencari, penyediaan informasi elektronik berbentuk tulisan, gambar, suara, video, animasi, musik, film, dan permainan, termasuk kombinasi dari sebagian atau seluruhnya.[br]


"Kalau lihat ketentuan ini, jelas ChatGPT ini wajib daftar. Maka, langkah pertama menurut saya Kominfo perlu memastikan platform ChatGPT terdaftar terlebih dahulu," pungkasnya.

Sebelumnya, Kominfo mengaku tengah mengaku mengkaji keberadaan ChatGPT tersebut. Bahkan, Kominfo menyebutkan ada salah satu jenis ChatGPT yang masuk kategori PSE dan wajib daftar. Namun sampai saat ini, belum ada pernyataan tegas terkait pendaftaran ChatGPT yang dimaksud.

Platform ChatGPT belakangan viral di kalangan publik. Aplikasi ini disebut bekerja seperti sistem pencarian Google yang berbentuk chat sehingga pengguna seperti tengah bertukar pesan.

Sistem chatbot tersebut merupakan besutan dari perusahaan kecerdasan buatan asal Amerika Serikat, Open AI. Aplikasi tersebut dikenal memiliki kemampuan yang mengagumkan, sebab ChatGPT dapat memberikan informasi ke pengguna dengan bahasa yang sangat natural, mirip saat sedang bertukar pesan dengan manusia. (detikInet/a)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru