Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 07 Juli 2025

Pertama di Dunia, Perusahaan di China Dipimpin Robot dengan Kecerdasan Buatan

* Publikasi Berita, China Rekrut Presenter Digital Setara 1.000 Orang
Redaksi - Senin, 20 Maret 2023 09:28 WIB
336 view
Pertama di Dunia, Perusahaan di China Dipimpin Robot dengan Kecerdasan Buatan
Foto: Gerlat/Pixabay
Ilustrasi kecerdasan buatan. 
Beijing (SIB)
Sebuah perusahaan video game di China beberapa waktu silam mengangkat robot virtual yang dibekali kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence) sebagai CEO atau direktur utama. Ternyata keputusan itu berdampak baik bagi mereka dengan naiknya harga saham.
Seperti dikutip dari Independent, perusahaan bernama NetDragon Websoft itu menobatkan si AI yang bernama Tang Yu sebagai CEO pada bulan Agustus 2022 silam. Dia bertugas untuk menganalisis keputusan-keputusan perusahaan.
Berkat bantuannya, harga saham NetDragon berhasil melampaui angka rata-rata di bursa Hang Seng Index. Kenaikannya mencapai 10%, membuat valuasi perusahaan tembus di atas USD 1 miliar.
"Kami yakin bahwa AI adalah masa depan manajemen korporat dan penunjukan kami pada Ms Tang Yu merupakan komitmen kami untuk menggunakan AI untuk mengubah cara kami mengoperasikan bisnis dan mendorong pertumbuhan strategis di masa depan," kata pendiri perusahaan, Dejian Lu.
Kemungkinan inilah pertama kalinya di dunia, sebuah perusahaan teknologi dipimpin oleh AI. Pendiri Alibaba Jack Ma dulu pernah meramalkan, di masa depan akan ada robot yang menjadi cover majalah Time sebagai CEO terbaik. Mungkin saja Tang Yu nanti punya peluang itu.
Laporan dari China tentang keberhasilan bot itu datang di tengah lonjakan minat pada teknologi AI generatif, dengan beberapa perusahaan kecerdasan buatan terkemuka meluncurkan AI baru. OpenAI merilis penerus ChatGPT yang sangat populer, bernama GPT-4, menyebutnya, sebagai versi pendahulunya yang 'lebih bernuansa'.
GPT-4 telah membuktikan mampu melewati berbagai ujian, termasuk ujian Bar, LSATS, dan SAT's Reading and Maths. Terlepas dari kemampuannya, OpenAI memperingatkan pengguna untuk tidak menggunakan teknologi untuk sesuatu yang penting, karena belum bisa sepenuhnya dapat diandalkan.


Rekrut Presenter Berita
Publikasi berita milik pemerintah China juga merekrut presenter terbaru yang merupakan hasil rekaan AI atau kecerdasan buatan. Presenter berita virtual yang diberi nama Ren Xiaorong diklaim bisa menjawab pertanyaan dan menyampaikan siaran berita setiap hari tanpa henti.
Ren Xiaorong juga disebut-sebut bakal lebih canggih dibandingkan pembawa berita lainnya, karena presenter virtual ini sudah menyerap bermacam informasi terkini. Saking hebatnya teknologi yang menakjubkan sekaligus mengerikan ini, memungkinkan kecerdasan Ren Xiaorong setara dengan 1.000 presenter berita.
"Kemampuan 1.000 presenter telah diberikan kepada saya. Selama 365 hari dan 24 jam penuh saya akan melaporkan berita tanpa istirahat," ujar Ren Xiaorong dalam acara pengenalannya di sosial media buatan China, Weibo, dikutip dari Daily Mail.
Namun Ren Xiaorong tidak boleh sembarangan bekerja. Dia hanya bertugas membawakan berita yang terlebih dulu sudah dikontrol oleh pemerintah China.
Itu sebabnya, sejumlah tangkapan layar melaporkan bahwa presenter digital ini hanya mampu menjawab pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya, dan tanggapan yang dia berikan sangat mempromosikan garis Komite Sentral Partai Komunis China (PKC). Dapat dimaklumi pula, karena Ren Xiaorong dikembangkan oleh perusahaan media berita milik PKC, yakni People's Daily.
Ren Xiaorong bukan presenter digital pertama yang dibuat di China. Negara ini sebelumnya telah membuat tiga presenter berita AI pada 2018. Ketiga presenter digital tersebut dipekerjakan di kantor-kantor berita yang ada di China seperti Xinhua.
Hanya saja kemampuan ketiga robot tersebut dianggap telah usang. Apalagi saat ini sistem AI baru seperti ChatGPT semakin canggih. Hal itulah yang membuat China mengenalkan presenter baru dengan kemampuan lebih tinggi melalui Ren Xiaorong.
Robin Li, Chief Executive Baidu mengatakan keberadaan presenter digital di China bukan dihadirkan untuk mengakselerasi industri kecerdasan buatan di negara tersebut. "Ini hanya untuk uji coba bagi kelompok pengguna awal, dan karena 'permintaan pasar'," sebutnya. (detikInet/a)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru