Jakarta (SIB)
Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali menjelaskan kondisi terkini konflik di negaranya. Dia juga menjelaskan nasib studi mahasiswa asal Indonesia di Sudan yang terhenti akibat perang.
"Izinkan saya mengklarifikasi satu poin dan menegaskan kembali bahwa tidak ada perang saudara di Sudan," kata Yassir dalam konferensi pers di kediaman Dubes Sudan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (3/5).
Yassir mengatakan perang tersebut merupakan konflik antara militer dan kelompok paramiliter yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF). Dia menyebut konflik itu merupakan upaya kudeta terhadap pemerintah.
Yassir kemudian menjelaskan nasib studi mahasiswa Indonesia di kampus-kampus Sudan. Dia mengatakan WNI yang ada di Sudan sudah dievakuasi.
Yassir mengatakan mayoritas WNI yang telah dievakuasi itu awalnya berada di ibu kota Sudan, Khartoum. Yassir pun berharap para mahasiswa asal RI itu bisa kembali lagi ke Sudan setelah situasi membaik untuk menuntaskan studi.
"Mereka sudah dievakuasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Khartoum. Saya berharap, jika kondisi sudah membaik, mereka bisa kembali lagi ke Sudan untuk menuntaskan studi," katanya.
"Mereka belajar di beberapa universitas di Khartoum. Kita menerima banyak pelajar Indonesia karena universitas kita cukup terkenal di kalangan Indonesia," kata Yassir.
Yassir mengatakan pemerintah Sudan berupaya memulihkan pelayanan di kampus-kampus yang ada. Dia berharap kampus bisa beroperasi lagi dengan normal tiga atau empat bulan mendatang.
"Pelayanan kampus sedang dipulihkan. Mahasiswa telah dievakuasi dengan aman dan pulang ke Jakarta. Mereka akan kembali ke Sudan secepat mungkin jika mereka berkenan untuk melanjutkan pendidikan mereka. Kami memprediksi situasi akan dapat kembali normal dan sekolah dapat berjalan normal kembali. Insyaallah balik normal tiga atau empat bulan lagi buat sekolah," ujarnya. (detikcom/a)