Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 23 Juni 2025

Wakil Ketua MPR RI Dorong Kesetaraan dalam Kerja Sama Ekonomi Global

Redaksi - Minggu, 12 November 2023 08:38 WIB
214 view
Wakil Ketua MPR RI Dorong Kesetaraan dalam Kerja Sama Ekonomi Global
Foto: Istimewa
Ahmad Basarah
Jakarta (SIB)
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mendukung penuh kerja sama ekonomi dunia yang setara dan menghormati kedaulatan setiap negara, seperti konsep kerja sama Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas oleh Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jingping.

"Bangsa Indonesia tidak alergi dengan kerja sama internasional sebab nasionalisme Indonesia tidaklah eksklusif, melainkan tumbuh di tamansari internasionalisme dan bergaul dengan bangsa bangsa di dunia dengan prinsip saling menguntungkan dan menghormati kedaulatan masing-masing negara," jelas Basarah dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/11).

Pandangan dan sikap itu disampaikan Ahmad Basarah saat berpidato di hadapan delegasi partai-partai politik dari negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan yang berkumpul di forum yang mengangkat tema 'Enhancing the Pillars of High Quality Development, Embracing a Better Future of Belt and Road Cooperation Together' di Kunming, Tiongkok, pada Jumat (10/11).

Lebih lanjut, Basarah menjelaskan konsep kerja sama BRI yang diusung oleh Tiongkok itu menawarkan bentuk kerja sama ekonomi yang didasarkan pada keinginan bersama, prinsip kesetaraan, perencanaan dan pelaksanaan bersama, serta pembagian keuntungan secara adil bagi kedua belah pihak. Ini adalah contoh kerja sama ekonomi global yang dapat dijadikan panutan dalam kerja sama antarnegara di seluruh dunia, dengan tujuan menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh manusia di bumi.

"Konsep BRI bertujuan memakmuran masyarakat dunia tanpa diskriminasi dan intimidasi adalah tujuan mulia yang patut mendapatkan dukungan semua bangsa di dunia yang menginginkan perdamaian dunia dan keadilan sosial serta kesejahteraan semua umat manusia dapat terwujud. Hal tersebut juga senafas dengan prinsip Dasa Sila Bandung yang digagas Bung Karno dalam Konferensi Asia Afrika tahun 1955," terangnya.

"Sudah saatnya kita meninggalkan pola kerja sama ekonomi dunia yang tidak setara dan tidak adil serta hanya membuat satu negara atau satu kawasan saja yang menjadi maju sementara negara atau kawasan yang lain tetap menjadi negara berkembang atau terbelakang," ujar Basarah.

Terlebih lagi, Basarah juga mencermati pada tanggal 3 Oktober 2013, Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Xi Jinping, telah mengemukakan konsep One Belt One Road di Gedung DPR RI di Jakarta. Sejak awal, Indonesia telah menjadi pendukung aktif gagasan ini dan selama lebih dari satu dekade, negara ini telah menjalin banyak kerjasama strategis dan komprehensif dengan Tiongkok.

Konsep kerja sama ekonomi dunia yang mengambil inspirasi Jalur Sutra kuno itu berfokus pada peningkatan konektivitas di semua lini, mulai dari peningkatan kebijakan infrastruktur, perdagangan, keuangan dan konektivitas antarmasyarakat demi terbangunnya perekonomian global, pembangunan global, dan platform baru kerja sama ekonomi internasional yang lebih kondusif dan saling menguntungkan.

Untuk mencapai tujuan itu, RRT membuat strategi pembangunan dalam kerangka BRI yang mendorong konektivitas di enam koridor ekonomi utama mencakup Tiongkok dan Mongolia dan Rusia, negara-negara Eurasia, Asia Tengah dan Barat, Pakistan, negara-negara lain di anak benua India, juga Indocina. Tercatat, lebih dari 150 negara dan lebih dari 30 organisasi internasional telah menandatangani dokumen kerja sama Belt and Road, termasuk Indonesia.(detikcom/c)




SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru