Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 24 Juni 2025

15 Orang Tewas Akibat Kerusuhan, PM Papua Nugini Umumkan Keadaan Darurat

Redaksi - Jumat, 12 Januari 2024 09:17 WIB
240 view
15 Orang Tewas Akibat Kerusuhan, PM Papua Nugini Umumkan Keadaan Darurat
(Foto: Reuters)
PM Papua Nugini James Marape memberlakukan keadaan darurat di negaranya menyusul kerusuhan yang menewaskan 16 orang.
Port Moresby (SIB)
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota Port Moresby. Penetapan keadaan darurat ini diumumkan setelah sedikitnya 15 orang tewas dalam kerusuhan yang diwarnai aksi penjarahan dan pembakaran.
Seperti dilansir AFP, Kamis (11/1), Marape mengumumkan bahwa lebih dari 1.000 tentara bersiaga untuk "turun tangan jika diperlukan" berdasarkan keputusan pemberlakuan keadaan darurat tersebut.
Kerusuhan pecah di Port Moresby pada Rabu (10/1) malam waktu setempat setelah sekelompok tentara, polisi dan sipir penjara menggelar unjuk rasa terhadap pemerintah untuk memprotes pemotongan gaji. Dalam hitungan beberapa jam, kerusuhan juga terjadi di kota Lae yang berjarak sekira 300 kilometer sebelah utara Port Moresby. "Hari ini kami menyerukan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota negara kami," ucap Marape dalam pengumumannya.
Pasukan pertahanan, sebut Marape, bisa melakukan intervensi "untuk mengatasi situasi apa pun yang mungkin muncul di masa depan".
Langkah pemerintah Papua Nugini yang dengan cepat berjanji memperbaiki apa yang disebutnya sebagai "kesalahan" dalam pemotongan gaji itu, dinilai tidak cukup untuk menghentikan warga sipil yang tidak puas dan terlibat dalam kerusuhan.
Marape menyebut ada empat kepala departemen yang terlibat dalam masalah pemotongan gaji itu, yakni komisioner kepolisian dan kepala personalia, kepala keuangan dan perbendaharaan. Keempat kepala departemen itu telah dinonaktifkan selama 14 hari.
Komisioner Kepolisian Papua Nugini David Manning, dalam pernyataan pada Kamis (11/1) waktu setempat, melaporkan bahwa sedikitnya 15 orang tewas akibat kerusuhan di Port Moresby dan Lae.
Rumah sakit terbesar di Port Moresby melaporkan pihaknya merawat 25 orang yang mengalami luka tembak dan enam orang lainnya yang luka-luka akibat serangan pisau.



Protes
Sementara itu, pemerintah China mengajukan protes keras terhadap pemerintah Papua Nugini setelah sejumlah pertokoan milik warganya diserang dan dijarah saat kerusuhan pecah di ibu kota negara tersebut. Beijing juga mengimbau setiap warga negaranya di Papua Nugini meningkatkan kewaspadaan.
"Kedutaan Besar China di Papua Nugini telah mengajukan pernyataan serius kepada pihak Papua Nugini atas serangan terhadap toko-toko warga China," demikian pernyataan Kedutaan Besar China yang dirilis via WeChat, seperti dilansir AFP, Kamis (11/1).
Disebutkan bahwa sejumlah warga China mengalami luka-luka dalam kerusuhan di Port Moresby, namun jumlah pastinya tidak disebut lebih lanjut. "Terjadi pemukulan, penghancuran, penjarahan, pembakaran, dan beberapa fasilitas komersial termasuk banyak toko-toko warga China dirampok," demikian seperti disampaikan Kedutaan Besar China dalam pernyataannya.
Otoritas Beijing juga menyerukan kepada pemerintah Papua Nugini agar mengambil langkah-langkah demi menjamin keselamatan warga negara China dan bisnis mereka di negara tersebut. Diserukan juga agar Papua Nugini "menghukum berat para pelakunya".
Dalam imbauan yang dirilis pada Kamis (11/1) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Kedutaan Besar China mengimbau setiap warga negaranya dan organisasi di Papua Nugini agar meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat tindakan pencegahan keamanan.
"Kedutaan Besar China di Papua Nugini sekali lagi mengingatkan warga negara dan institusi China di Papua Nugini agar memperhatikan secara saksama situasi keamanan setempat, memperkuat tindakan pencegahan keamanan, tidak keluar rumah kecuali diperlukan, menjauhi keramaian dan memastikan keselamatan pribadi," demikian bunyi imbauan Kedutaan Besar China tersebut.
Kerusuhan di Papua Nugini itu diawali oleh unjuk rasa damai yang dilakukan para personel kepolisian, tentara dan para staf sektor publik untuk memprotes pemotongan gaji secara tiba-tiba, dan tanpa penjelasan. Kerusuhan pecah dan menyebar hingga ke seluruh wilayah Port Moresby pada Rabu (10/1) waktu setempat. (**)


Baca Juga:


Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru