Riyadh (SIB)
Dua kapal tanker minyak, yang salah satunya berbendera Indonesia, tetap melintasi perairan Laut Merah, tepatnya melewati Selat Bab al-Mandab, saat ketegangan meningkat akibat maraknya serangan Houthi. Kedua kapal itu kembali ke Laut Merah setelah sebelumnya mengalihkan pelayaran dari rute tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (2/2), pergerakan kedua kapal tanker yang dilacak oleh LSEG dan Kpler itu terpantau pada pertengahan Januari lalu, nyaris sepekan setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan terhadap target-target Houthi di wilayah Yaman untuk merespons serangan di Laut Merah.
Data pelacakan kapal yang dikutip Reuters menunjukkan bahwa kedua kapal tanker jenis Aframax itu -- kapal tanker minyak dengan bobot mati 80.000 - 120.000 metrik ton, telah melewati perairan Selat Bab al-Mandaab pada 17 Januari lalu setelah sebelumnya mengalihkan pelayaran dari rute Laut Merah.
Reuters mengidentifikasi kedua kapal tanker itu sebagai kapal tanker Gamsunoro yang berbendera Indonesia dan kapal tanker Free Spirit yang berbendera Kepulauan Marshall.
Menurut data pelacakan kapal yang dikutip Reuters, kedua kapal tanker itu disebut membawa muatan bahan bakar berat dan sebelumnya singgah di Fujairah -- salah satu pusat bahan bakar minyak terbesar di dunia -- di Uni Emirat Arab.
Pergerakan kedua kapal tanker itu melintasi Laut Merah memicu pertanyaan. Diketahui bahwa sebagian besar kapal mengalihkan jalur pelayaran mereka karena meningkatnya ketegangan di Laut Marah saat marak serangan Houthi menargetkan kapal-kapal komersial di perairan strategis tersebut.
Laporan Reuters menyebut tidak diketahui jelas soal apa yang mendorong kedua kapal tanker itu kembali ke Laut Merah. Namun beberapa analis industri mengatakan bahwa kapal-kapal yang bersedia untuk terus melintasi rute Laut Merah mungkin bisa mendapatkan keuntungan dari situasi terkini.
"Bisa jadi bahwa beberapa pemilik kapal tanker bersedia melewati Laut Merah jika (biaya) pengangkutannya tepat," sebut kepala penelitian pada Medco Shipbrokers yang berbasis di Spanyol, Alberto Ayuso Martin.
Pemilik kargo dan tujuan akhir dari kapal-kapal itu tidak diketahui jelas. Namun menurut laporan Reuters, kedua kapal tanker itu telah memberikan isyarat kepada pelabuhan Arab Saudi di Laut Merah dalam sepekan terakhir.
Lalu lintas kapal tanker bermuatan minyak secara keseluruhan yang melintasi Bab al-Mandab, menurut Mary Melton dari perusahaan analis Vortexa, tercatat 58 persen lebih rendah dibandingkan data-rata tahun 2023 selama periode 13-17 Januari.
Sementara Reuters telah melacak setidaknya 22 kapal tanker minyak lainnya telah dialihkan atau dihentikan sejak peringatan diberikan oleh Pasukan Maritim Gabungan (CMF) pimpinan AS pada awal Januari lalu, agar kapal-kapal menghindari Selat Bab al-Mandab selama beberapa hari.
Sebanyak 15 kapal tanker minyak memilih untuk menempuh rute lebih panjang di sekitar Tanjung Harapan dari kedua arah, yang bisa memakan waktu lebih lama hingga tiga minggu untuk pelayaran antara Asia dan Eropa. Tujuh kapal lainnya, sebut Reuters, masih berada di Teluk Aden atau di bagian utara Laut Merah. (detikcom/c)