Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 14 Juni 2025
RI Tak Terlibat Blok Mana Pun

Prabowo: Satu Musuh Terlalu Banyak

Ingin Jadi Jembatan Konflik Dagang AS-China
Redaksi - Minggu, 13 April 2025 10:01 WIB
311 view
Prabowo: Satu Musuh Terlalu Banyak
Foto: Muchlis JR-Biro Pers Sekretariat Presiden via Kompas
BERBICARA: Presiden Prabowo Subianto saat menjadi pembicara dalam Antalya Diplomacy Forum (ADF) talk di Nest Convention Center, Antalya, Jumat (11/4).
Jakarta(harianSIB.com)

Presiden Prabowo Subianto memaparkan filosofi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, netral, dan mengedepankan hubungan damai dengan semua pihak dalam forum Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025 di Turki. Ia menyebut, prinsip ini telah menjadi tradisi sejak Indonesia bersama India, Mesir, dan Yugoslavia mendirikan Gerakan Nonblok.


"Rakyat kami tidak ingin dilibatkan dalam aliansi atau blok mana pun, khususnya blok militer. Kami netral," kata Prabowo dikutip Biro Sekretariat Presiden, Sabtu (12/4) seperti yang diberitakan Harian SIB.

Baca Juga:

Prabowo juga menekankan prinsip netralitas ini sejalan dengan filosofi kuno yang menjadi warisan peradaban Asia. Prinsip tersebut bahkan telah ia pegang teguh sejak awal masa kampanye.


"Seribu teman terlalu sedikit. Satu musuh terlalu banyak. Kalimat ini sangat sederhana, tapi sulit untuk diwujudkan," katanya.

Baca Juga:

Filosofi ini, menurutnya, juga menjadi fondasi suksesnya perdamaian di kawasan Asia Tenggara melalui pembentukan ASEAN. Prabowo menyebut, meski ada perbedaan, ASEAN memilih berdialog daripada bertikai.


"Kita memiliki perbedaan, tapi kita cenderung menggunakan diplomasi. Kita cenderung bicara, bicara, dan bicara. Dan terkadang bicara itu membosankan, tapi lebih baik bicara daripada bertikai," tuturnya.


Prabowo pun menegaskan visinya untuk menjadikan Indonesia sebagai jembatan dan mediator dalam hubungan internasional, khususnya dengan negara-negara besar di dunia. Ia menyampaikan pentingnya menjaga hubungan baik dengan seluruh kekuatan global demi menciptakan stabilitas dan kerja sama yang saling menguntungkan.


Lebih lanjut Prabowo menyampaikan, sejak awal kepemimpinannya, ia menetapkan kebijakan bertetangga baik. Hal tersebut juga sebagai salah satu prinsip utama diplomasi Indonesia.

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru