Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 15 Juni 2025
RI Tak Terlibat Blok Mana Pun

Prabowo: Satu Musuh Terlalu Banyak

Ingin Jadi Jembatan Konflik Dagang AS-China
Redaksi - Minggu, 13 April 2025 10:01 WIB
313 view
Prabowo: Satu Musuh Terlalu Banyak
Foto: Muchlis JR-Biro Pers Sekretariat Presiden via Kompas
BERBICARA: Presiden Prabowo Subianto saat menjadi pembicara dalam Antalya Diplomacy Forum (ADF) talk di Nest Convention Center, Antalya, Jumat (11/4).

"Saya ingin berada dalam hubungan yang sangat baik. Saya ingin menghormati semua kekuatan besar, sebagaimana saya berharap mereka juga menghormati kita," tegasnya.


Tak Boleh Menyerah
Di kesempatan itu, Prabowo menyebut kondisi geopolitik global yang menurutnya makin menjauh dari prinsip-prinsip keadilan dan tatanan berbasis aturan. Ia pesimistis dengan keberhasilan diplomasi di tengah ketidakpastian geopolitik tersebut.


Meski pesimis, Prabowo menegaskan bahwa diplomasi tetap menjadi jalan terbaik yang harus terus diperjuangkan.

Baca Juga:

"Terus terang saja, saya cenderung sedikit pesimistis terhadap keberhasilan diplomasi saat ini. Namun, saya sadar bahwa kita tidak boleh menyerah pada diplomasi,"kata Prabowo.


Mengutip pepatah filsuf dan sejarawan Yunani kuno, Thucydides, Prabowo menyoroti kenyataan pahit bahwa kekuatan kerap menjadi penentu kebenaran dalam hubungan internasional saat ini.

Baca Juga:

"Yang kuat akan melakukan apa yang mereka bisa dan yang lemah akan menderita apa yang harus mereka derita," katanya.


Menurutnya, dunia sedang menyaksikan kemunduran nilai-nilai yang dibangun pasca Perang Dunia Kedua oleh kekuatan Barat sendiri, seperti demokrasi dan hak asasi manusia. Nilai yang diadopsi oleh banyak negara berkembang, tetapi menurut Prabowo, kini justru diam ketika pelanggaran terjadi di depan mata.


"Kami percaya pada demokrasi. Kami percaya pada hak asasi manusia. Kami percaya pada tatanan yang berdasarkan aturan. Namun, sekarang, tiba-tiba, kita melihat di depan mata kita, katakanlah apa yang disebutkan Presiden Erdogan, anak-anak yang tidak bersalah, wanita yang tidak bersalah, pria yang tidak bersenjata dibantai di depan mata seluruh dunia," tuturnya.


Meski menekankan pentingnya jalur diplomasi, Prabowo mengakui bahwa realitas global saat ini memaksa negara-negara untuk meningkatkan kesiapsiagaan masing-masing. Prabowo memandang bahwa ketidakpastian global saat ini akan berpengaruh terhadap banyak hal termasuk kemiskinan dan kelaparan.


"Kalau Anda mau tanya, saya katakan kita harus melalui jalur diplomasi. Tapi sekarang banyak negara yang sedang menilai, saya kira, dan bersiap untuk yang terburuk," kata Prabowo.

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru