Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 09 Agustus 2025

"Bukan Usu Buntu!" Jerit Keluarga Kristoper, Bocah yang Diduga Tewas Akibat Dibully Kakak Kelas di Riau

Redaksi - Kamis, 07 Agustus 2025 13:02 WIB
486 view
"Bukan Usu Buntu!" Jerit Keluarga Kristoper, Bocah yang Diduga Tewas Akibat Dibully Kakak Kelas di Riau
Ist/SNN
Suasana haru waktu jenazah korban disemayamkan di rumah duka.

Hasil Autopsi dan Respons Keluarga

Pada 4 Juni 2025, Polda Riau mengumumkan hasil autopsi jenazah Kristoper. Dokter forensik Polda Riau, AKBP Supriyono, menjelaskan bahwa penyebab kematian adalah infeksi sistemik akibat peritonitis (radang selaput perut) yang disebabkan oleh pecahnya usus buntu.

"Kami menyimpulkan bahwa sebab mati pada mayat ini adalah akibat infeksi sistemik yang diakibatkan oleh infeksi yang luas dalam rongga perut dari pecahnya usus buntu atau appendix," jelas AKBP Supriyono.

Pihak kepolisian membenarkan adanya luka memar akibat kekerasan tumpul pada tubuh korban, namun menyatakan masih mendalami kaitan antara luka tersebut dengan penyebab kematian utama. Sebanyak 22 saksi telah diperiksa dalam kasus ini.

Baca Juga:

Namun, bagi keluarga Butarbutar, penjelasan tersebut adalah sebuah kejanggalan yang tidak dapat diterima. Mereka meyakini bahwa narasi "usus buntu" merupakan upaya untuk menutup-nutupi kasus perundungan yang mereka yakini menjadi pemicu utama kematian Kristoper.

Seruan Keadilan Menggema

Kisah Kristoper dengan cepat menyebar dan menarik simpati luas di media sosial. Tagar JusticeForKristoper menggema, menuntut transparansi dan keadilan.

Baca Juga:

Grace Butarbutar, ibu Kristoper, memohon dukungan publik agar kasus ini diusut tuntas. "Saya minta semua dukungan dari saudara-saudara di manapun berada. Karena sampai sekarang, tidak ada yang namanya adil bagi kami. Tolong dukung kami, biar keadilan atas kepergian anak kami dapat kami rasakan. Biar tidak ada lagi Kris-Kris yang baru ke depannya," ucapnya lirih.

Perjuangan keluarga Butarbutar kini menjadi sorotan publik. Sebuah petisi online telah digalang dan berbagai donasi untuk biaya hukum mulai mengalir. Kasus ini juga dilaporkan telah berada dalam pantauan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Kasus kematian Kristoper Butarbutar kini berada di persimpangan jalan antara laporan resmi medis dan jeritan hati orang tua yang menjadi saksi penderitaan anaknya. Publik menanti langkah selanjutnya dari aparat penegak hukum untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini dan memastikan keadilan terpenuhi.(**)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru