Jumat, 25 April 2025
Temui Presiden Jokowi

Pendeta Tolikara: Tidak Ada Keterlibatan Asing, Murni Kesalahpahaman

* Secara Budaya, Orang Papua Haram Hukumnya Bakar Rumah Ibadah * Pimpin Massa, 2 Tersangka Ditetapkan
- Sabtu, 25 Juli 2015 10:45 WIB
370 view
Pendeta Tolikara: Tidak Ada Keterlibatan Asing, Murni Kesalahpahaman
SIB/Ant/Yudhi Mahatma
TOKOH TOLIKARA PAPUA TEMUI PRESIDEN: Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Papua Lipiyus Binilek (tengah) didampingi Staf Khusus Presiden Lennys Kogoya (kedua kiri) serta sejumlah tokoh masyarakat dan pimpinan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) memaparkan ha
Jakarta (SIB)- Perwakilan masyarakat Tolikara, Papua menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka pada sore hari ini. Mereka menyampaikan kepada Presiden bahwa situasi di Tolikara saat ini sudah aman terkendali.

"Secara budaya orang Papua haram hukumnya bakar tempat ibadah. Tempat ibadah apa pun milik bersama. Semua agama bisa masuk tempat ibadah mana pun (di sana)," tutur Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Papua Pdt Lipiyus Biniluk di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (24/7).

Menurut Lipiyus, masyarakat Papua sangat sadar akan nilai budaya itu. Sehingga tak mungkin secara sengaja membakar musala. Masyarakat Papua yang mayoritas Kristen tentu tak akan dengan sengaja membakar tempat peribadahan umat Islam untuk menjaga hubungan antar umat beragama.

"Jadi yang perlu diluruskan adalah musala itu terbakar karena kios terbakar. Di sana bangunan terbuat dari kayu sehingga mudah terbakar. Doakan saja proses pemulihan berjalan lancar," imbuh Lipiyus.

Lipiyus yang juga Ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) mengapresiasi pemerintah yang cepat tanggap merespons peristiwa ini. PGLII yang menaungi GIDI sudah mengumpulkan data di lokasi dan telah memberikan kepada Presiden Jokowi sebagai pertimbangan.

Pertemuan dengan Presiden berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB. Sebanyak 8 orang perwakilan masyarakat menemui Jokowi dengan dijembatani oleh Stafsus Presiden Lennys Kogoya.

Murni Salah Komunikasi
Pdt Lipiyus Biniluk menyampaikan penyebab peristiwa di Tolikara kepada Presiden Jokowi. Menurut dia tak ada keterlibatan pihak asing dalam peristiwa tersebut.

"Tak ada keterlibatan pihak mana pun. Saya jamin kepada Tuhan bahwa tak ada pihak apa pun baik asing yang terlibat. Ini tak ada apa pun. Saya setuju dengan pernyataan Pak Kepala BIN Sutiyoso bahwa jangan langsung menganggap ada keterlibatan asing," kata Lipiyus.

Lipiyus kemudian menyebut bahwa peristiwa yang berujung pembakaran tersebut akibat kesalahan komunikasi. Sejak awal surat edaran dari GIDI, kata Lipiyus, sudah dicabut sebelum hari raya Idul Fitri.

"Surat sudah mereka cabut dan tak ada lagi sebelum hari-H. Sudah disepakati bersama Kapolres, pimpinan agama. Kami salat Id dan acara gereja di waktu yang sama, bersama di tempat terpisah. Tapi ada yang tak jalani kesepakatan itu. Tetapi ada kesalahan komunikasi sehingga ada oknum," kata dia.

Mengenai dua orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Papua, Lipiyus mengakui bahwa keduanya jemaat GIDI. Sebagai pemimpin organisasi yang menaungi GIDI, Lipiyus menanti proses hukum.

"Kalau dari kami meminta supaya tak ada penahanan. Masalah ini sudah damai di dua pihak dan korban sudah menerima dengan ikhlas," kata dia.

Lipiyus menyatakan bahwa kedua belah pimpinan agama sudah sepakat untuk saling menghormati acara keagamaan masing-masing. Namun ada kesalahan komunikasi yang membuat ada oknum yang kemudian berujung pembakaran kios.

Jokowi : Indonesia Milik Kita Bersama
Dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih satu jam tersebut, Presiden Jokowi pun memberikan pesan.

"Bapak Presiden sampaikan beberapa poin di seluruh Indonesia baik Muslim maupun Kristen, ini milik kita bersama. Tak ada hukum haram atau dilarang; tempat ini punya ini, tempat itu punya itu. Agama apa pun itu semua sama," ujar Ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) Papua Pdt Lipiyus Biniluk.

Presiden pun berpesan supaya semua elemen masyarakat ikut menjaga keamanan Papua. Lipiyus kemudian menegaskan bahwa sejak Papua ikut menyatu ke Republik Indonesia, belum pernah ada konflik antar agama.

"Masyarakat Tolikara sangat cinta damai dan menjunjung persatuan. Tidak mungkin melakukan seperti itu," kata Lipiyus.

Peristiwa yang terjadi pekan lalu ditegaskan oleh Lipiyus bukan permasalahan perbedaan agama. Ada kesalahan komunikasi yang kemudian berdampak panjang.

"Revolusi mental saya pikir sangat betul. Tak boleh lagi ada golongan yang merasa memiliki sendiri negara ini. Mari hidup rukun hidup damai. Papua tanah damai. Warna kulit apa pun di sini kita sama, agama apa pun semua sama, milik kita bersama," ungkap Lipiyus.

Panglima TNI : Target 1 Bulan
Presiden Jokowi memerintahkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk segera membenahi kerusakan setelah peristiwa kekerasan di Tolikara, Papua. Menurut Gatot dalam waktu satu bulan pembangunan tersebut akan rampung.

"Tadi sebenarnya ke sini sambil salat Jumat. Tetapi sembari itu juga bicarakan soal Tolikara. Presiden memerintahkan satu bulan selesai 75 kios di sana," kata Gatot di Istana Negara.

Untuk itu Panglima akan mengerahkan 100 personil tambahan untuk ikut membantu pembangunan. Menurut dia, Presiden ingin ekonomi masyarakat setempat kembali normal selepas peristiwa itu.

"Jadi yang rusak ada 60 kios. 15 kios lagi akan diberikan kepada masyarakat setempat," kata Gatot.

Selain itu ada pula pembangunan masjid dan rumah warga. Total anggaran untuk pembangunan ini mencapai Rp 1 miliar.

Mengenai investigasi, Panglima menyatakan bahwa hal itu wewenang kepolisian. Pihaknya hanya diperintahkan untuk pembangunan dan pengamanan.
2 Tersangka Kasus Tolikara

Polisi sudah menetapkan dua orang tersangka berinisial HK dan JW dalam kasus penyerangan umat muslim di Karubaga, Tolikara, Papua. Polisi akan mengembangkan penyidikan untuk menelusuri dugaan adanya keterlibatan pihak lain.

"Mereka memang pada saat kejadian, berdasarkan keterangan saksi serta rekaman dari kamera, mereka sepertinya memimpin, (jadi) korlap," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes (Pol) Patridge Renwarin.

Kedua tersangka direncanakan diterbangkan dari Wamena ke Jayapura dengan pesawat komersial. Di Mapolda Papua, HK dan JW akan menjalani pemeriksaan lanjutan.

"Mereka masih diinterogasi, mereka mengaku memimpin massa, nanti kami dalami lagi siapa yang terlibat, karena mereka bertanggungjawab," tegas Kombes Patridge.

Salah satu tersangka diketahui sebagai pegawai bank. Sebab banyak saksi yakni korban penyerangan atau pun personel pengamanan yang kesehariannya mengetahui tersangka. "Para saksi kenal pelaku," imbuhnya. 

Saat ini kondisi di Karubaga sudah aman. Warga menurut Kombes Patridge sudah beraktivitas dengan normal.

"Karubaga aman," katanya. (detikcom/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru