Jumat, 25 April 2025

Terobosan Medis: Pasien Australia Jalani Implan Jantung Perdana di Dunia

Robert Banjarnahor - Jumat, 14 Maret 2025 10:29 WIB
273 view
Terobosan Medis: Pasien Australia Jalani Implan Jantung Perdana di Dunia
tangkapan layar
Jantung buatan total BiVACOR adalah pompa darah putar implan pertama di dunia yang dapat berfungsi sebagai pengganti jantung manusia secara menyeluruh.
Jakarta(harianSIB.com)

Seorang pasien di Australia menjadi individu pertama di dunia yang berhasil dipulangkan dari rumah sakit setelah menerima implan jantung buatan dengan daya tahan terlama.

Dalam operasi selama enam jam di Sydney pada November tahun lalu, tim dokter menanamkan BiVACOR ke dalam tubuh seorang pria yang mengalami gagal jantung parah.

Baca Juga:

BiVACOR Total Artificial Heart adalah perangkat berbahan titanium yang berfungsi sebagai pompa darah mekanis. Awalnya, pasien menerima implan ini sebagai solusi sementara sambil menunggu donor jantung yang cocok. Namun, BiVACOR dirancang sebagai pengganti permanen bagi jantung yang tidak lagi berfungsi.

Para dokter berharap BiVACOR dapat menjadi alternatif bagi donor jantung manusia di masa depan. Operasi ini dilakukan oleh ahli bedah kardiotoraks dan transplantasi ternama, Dr. Paul Jansz, di St Vincent's Hospital. Ia menyebut inovasi ini sebagai "momen luar biasa" dalam dunia medis.

Baca Juga:

"Ada rasa gugup, terutama ketika Daniel Timms (penemu BiVACOR) menyalakan perangkat ini untuk pertama kalinya," ujar Dr. Jansz seperti dikutip dari ABC News di Jakarta, Kamis (13/3/2025) dan dilansir dari CNBC Indonesia.

Jantung buatan ini, sebutnya, sebagai "Holy Grail" karena secara teknis tidak dapat gagal atau ditolak oleh tubuh. BiVACOR bekerja dengan memompa darah melalui motor yang menggunakan mekanisme khusus tanpa gesekan antar bagiannya. Perangkat ini menggunakan magnet untuk menahan rotor motor sehingga tidak mengalami keausan seiring waktu.

BiVACOR merupakan hasil inovasi Daniel Timms, seorang penemu asal Queensland, Australia. Kecintaannya terhadap teknologi pompa air sejak kecil, saat sering membantu ayahnya yang seorang tukang ledeng, menginspirasi Timms untuk menciptakan jantung buatan ini. Ayahnya kemudian meninggal akibat gagal jantung, yang semakin memotivasi Timms untuk menuntaskan proyeknya.

"Ada banyak inovasi dari Australia yang seringkali justru berkembang di luar negeri. Saya ingin memastikan bahwa warga Australia juga bisa merasakan manfaat dari temuan ini sejak dini," kata Timms.

Pasien pertama yang menerima BiVACOR adalah pria berusia 40-an asal New South Wales. Ia hidup dengan jantung buatan ini selama lebih dari 100 hari sebelum akhirnya mendapatkan donor jantung.

"Seperempat pasien yang menunggu transplantasi biasanya meninggal. Dengan adanya perangkat seperti ini, situasi mulai berubah," kata Dr. Jansz.

Dr. Timms memperkirakan dalam dua hingga tiga tahun ke depan, jantung buatan ini akan semakin umum digunakan. Tantangan utama saat ini adalah mempercepat produksi.

"Kami hanya perlu membuat lebih banyak perangkat. Saat ini kami sedang meningkatkan kapasitas produksi agar perangkat ini siap digunakan kapan saja," ujarnya.

Empat perangkat BiVACOR tambahan akan segera diimplan tahun ini melalui Artificial Heart Frontiers Program yang dipimpin oleh Monash University. Dengan berat sekitar 650 gram, BiVACOR cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam tubuh anak berusia 12 tahun. Pasien yang menggunakannya pun tidak bisa merasakan keberadaan perangkat ini di dalam tubuh mereka.

Jantung buatan ini mendapat daya dari baterai eksternal yang dapat diisi ulang. Saat ini, baterai tersebut harus diganti setiap empat jam, tetapi di masa depan, diharapkan pasien bisa mengisi daya jantung buatan secara nirkabel, mirip dengan teknologi pengisian daya pada ponsel.

Dr. Jansz menambahkan bahwa operasi BiVACOR yang bersejarah ini dilakukan di rumah sakit yang sama dengan tempat transplantasi jantung pertama di Australia pada 1968. St Vincent's Hospital juga menjadi lokasi keberhasilan transplantasi jantung pertama Australia yang dilakukan oleh Victor Chang pada 1984.

Gagal jantung membunuh sekitar 5.000 warga Australia setiap tahun, sementara itu jumlah pendonor organ terus menurun. Pada 2024, jumlah transplantasi jantung di Australia turun hingga 19 persen.

Dr. Chris Hayward, ahli jantung di St Vincent's Hospital Sydney, menyatakan bahwa BiVACOR akan menjadi solusi bagi pasien yang tidak bisa menunggu donor jantung. "Dengan semakin sedikitnya donor yang tersedia, teknologi seperti ini menjadi harapan baru bagi pasien gagal jantung," katanya.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru