Paris (SIB)- Presiden Prancis Francois Hollande mengkhawatirkan intervensi Turki dalam konflik berkepanjangan di Suriah. Dikatakan Hollande, hal itu menciptakan risiko perang antara Turki dan Rusia. "Turki terlibat di Suriah... Ada, ada risiko perang dengan Rusia," ujar Hollande kepada radio Prancis, France Inter seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/2).
Francois Hollande juga mendesak pemerintah Rusia untuk berhenti mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad. "Rusia tak akan berhasil dengan mendukung sepihak Bashar al-Assad. Itu tak mungkin, kita semua melihatnya. Karena tak akan ada hasil di lapangan, tak akan ada negosiasi dan akan selalu ada perang," tutur Hollande.
Atas permintaan pemerintahan Assad, Rusia mulai melancarkan serangan-serangan udara di Suriah pada 30 September 2015. Serangan udara tersebut menurut Rusia, menargetkan kelompok-kelompok teroris, termasuk ISIS di Suriah. "Karena itulah mengapa Dewan Keamanan menggelar pertemuan," imbuhnya.
Dewan Keamanan PBB sedang menggelar pertemuan untuk membahas proposal Turki mengenai pengerahan pasukan darat ke Suriah. Pertemuan tersebut digelar atas permintaan Rusia, yang merupakan salah satu negara anggota tetap DK PBB. Dalam sidang itu, Rusia mengajukan draf resolusi yang meminta DK PBB mengecam meningkatnya aktivitas militer Turki di wilayah Suriah utara. Rusia juga meminta negara-negara untuk menahan diri dari retorika provokatif dan statemen-statemen panas, yang bisa memicu kekerasan lebih jauh dan intervensi pada urusan dalam negeri Suriah.
Namun draf resolusi tersebut ditolak oleh perwakilan AS, Prancis dan Inggris. Pemerintah Turki belakangan ini gencar menyerukan adanya operasi darat di Suriah oleh para sekutu internasionalnya. Turki bersikeras bahwa operasi darat tersebut merupakan satu-satunya solusi untuk mengakhiri konflik Suriah yang telah berlangsung lima tahun.
Arab Saudi juga telah menyatakan siap untuk ikut mengerahkan tentaranya dalam operasi darat di Suriah, begitu koalisi yang dipimpin Amerika Serikat memutuskan untuk melakukannya. Saudi dan Turki selama ini mendukung para pemberontak Suriah yang memerangi rezim Presiden Bashar al-Assad.
Sedangkan Rusia yang merupakan sekutu penting Assad, menentang keras opsi operasi darat di Suriah. Rusia pun telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk menekan Turki agar menghentikan serangannya terhadap pasukan Kurdi di wilayah Suriah utara. (AFP/dtc/l)