Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 25 Juni 2025

Boeing Lolos dari Tuntutan Pidana, Mengaku Bersalah atas Penipuan Sertifikasi 737 MAX

Wilfred Manullang - Senin, 08 Juli 2024 14:43 WIB
267 view
Boeing Lolos dari Tuntutan Pidana, Mengaku Bersalah atas Penipuan Sertifikasi 737 MAX
Foto: dok. Getty Images
Ilustrasi Boeing
Washington DC (harianSIB.com)
Perusahaan raksasa penerbangan AS, Boeing, selamat dari tuntutan pidana oleh otoritas negara itu atas kecelakaan yang terjadi di Indonesia dan Ethopia. Ini setelah Boeing mengaku bersalah atas tuduhan penipuan.

Sebelumnya Departemen Kehakiman AS pada pertengahan Mei menuduh perusahaan itu mengabaikan perjanjian penuntutan yang ditangguhkan (deferred prosecution agreement atau DPA) tahun 2021, dengan tidak memenuhi persyaratan untuk meningkatkan program kepatuhan dan etika setelah insiden 737 MAX.

Seperti dilansir AFP dan dikutip Detikcom, Senin (8/7/2024), Boeing mengatakan pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS terkait dua kecelakaan fatal itu, yang menurut dokumen pengadilan akan membuat raksasa penerbangan itu mengaku bersalah atas tindak penipuan terkait sertifikasi 737 MAX.

Baca Juga:

"Kami pada prinsipnya telah mencapai kesepakatan mengenai resolusi dengan Departemen Kehakiman, tunduk pada peringatan dan persetujuan persyaratan tertentu," sebut Boeing dalam pernyataannya kepada AFP.

Dokumen pengadilan yang diajukan di Texas pada Minggu (7/7) waktu setempat menyebutkan bahwa Boeing telah setuju untuk mengaku bersalah atas "konspirasi untuk menipu Amerika Serikat" selama sertifikasi pesawat jenis 737 MAX.

Baca Juga:

Disebutkan dalam dokumen pengadilan tersebut bahwa Boeing akan didenda berdasarkan kesepakatan itu dan harus menginvestasikan minimal US$ 455 juta dalam "program kepatuhan dan keselamatan". Sementara kompensasi untuk keluarga korban akan ditentukan oleh pengadilan.

Menanggapi kesepakatan antara Boeing dan Departemen Kehakiman AS itu, keluarga para korban kecelakaan Boeing 737 MAX menyatakan "sangat kecewa".

"Lebih banyak bukti telah diajukan selama lima tahun terakhir yang menunjukkan bahwa budaya Boeing yang mengutamakan keuntungan di atas keselamatan tidak berubah. Perjanjian pembelaan ini hanya semakin menyimpang dari tujuan perusahaan," ucap pengacara dari Clifford Law, Robert A Clifford, yang mewakili keluarga korban. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru