Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 23 Juni 2025

Dunia Arab Terbelah Atas Pembunuhan Pemimpin Hizbullah

Redaksi - Selasa, 01 Oktober 2024 10:19 WIB
198 view
Dunia Arab Terbelah Atas Pembunuhan Pemimpin Hizbullah
AP Photo/Adil al-Khazali
Warga Syiah Irak memegang foto pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah, yang terbunuh oleh serangan udara Israel di Beirut, dalam pemakaman simbolis di Sadr City, Baghdad, Irak, pada Minggu (29/09/2024).

Mengutip pernyataan dari kantor kepresidenan Mesir, Presiden Abdel Fattah al-Sisi yang berbicara dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati melalui telepon mengungkapkan bahwa Mesir menolak setiap pelanggaran terhadap kedaulatan Lebanon – tanpa menyebut nama Nasrallah.


Otoritas Mesir kerap bersikap kritis terhadap Iran dan proksi-proksi mereka di masa lalu, meskipun tetap menjalin kontak informal dengan Iran. Menteri luar negeri (menlu) Mesir pun telah mengadakan pertemuan resmi dengan para pejabat Iran selama setahun terakhir.

Baca Juga:

Dalam pidato pertama yang disiarkan di televisi sejak pembunuhan Nasrallah pada Minggu, Sisi mengatakan bahwa kawasan ini sedang mengalami situasi sulit, dan Mesir sedang menangani isu-isu yang ada dengan cara yang dapat melindunginya dan kawasan ini sebaik mungkin, tanpa terseret ke dalam isu-isu yang dapat berdampak pada stabilitas dan keamanan.


Ia juga tidak menyebutkan nama Nasrallah dalam pidatonya. Sedangkan negara-negara lain, seperti Suriah dan Irak telah mengumumkan masa berkabung selama tiga hari. Nama Hassan Nasrallah telah menjadi trending online di banyak negara Arab sejak Sabtu, dan banyak yang berduka atas kepergiannya.

Baca Juga:

Sheikh Ahmed Bin Hamad al-Khalili, mufti agung negara Teluk Oman, dalam posting-an di X menyampaikan bahwa negaranya "sedih dengan meninggalnya sekretaris jenderal Hizbullah, setelah ia menjadi duri di tenggorokan proyek Zionis selama lebih dari tiga dekade."


Namun, pengguna lain mengkritik Nasrallah, terutama atas intervensi Hizbullah dalam perang saudara Suriah. Bersama dengan dukungan dari Iran dan Rusia, intervensi tersebut pada akhirnya membantu Presiden Bashar al-Assad untuk mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar wilayah Suriah dari para pemberontak anti-pemerintah. "Korban Nasrallah di Suriah mencapai ratusan ribu orang, apakah dia layak mendapatkan belas kasihan dari umat Islam?" kata wartawan yang berbasis di Irak, Omar Al-Jmmal, di X.


Wartawan yang berbasis di UEA, Saif alDareei, juga membagikan video dalam postingan di X yang menurutnya menggambarkan "kegembiraan" penduduk di provinsi Idlib, Suriah, setelah berita pembunuhan Nasrallah. "Hizbullah melakukan apa yang tidak dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap saudara-saudara kita di Suriah," ujarnya.


Sementara Penyair Arab Saudi Abdul Latif Al-Sheikh mengatakan di X: "Kesombongan (atas pembunuhan Nasrallah) bukan hanya permusuhan acak, tetapi reaksi alamiah terhadap serangkaian kebijakan dan tindakan kotor yang telah membangkitkan kebencian yang meluas."


Yang lain mencoba menyeimbangkan kritik atas Nasrallah dan Israel, yang operasi militernya di Gaza dan eskalasi baru-baru ini di Lebanon telah memicu kemarahan yang meluas. "Kegembiraan dan kesombongan saat ini adalah meraih kemenangan bagi musuh, memecah belah bangsa (Arab) dan mengkhianati rakyat Lebanon dan Gaza. Kesampingkan perbedaan Anda dan lupakan Iran, karena ada negara Arab yang dibom setiap jam," ujar pembawa acara TV Mesir Lamis Elhadidi, di X. (**)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru